28 Desember 2007

Khasiat Tradisional

KESEHATAN memang mahal harganya, jagalah selagi masih bisa, atau akan menyesal nantinya. klik baca selanjutnya untuk membuka beraneka resep-resep obat dan jamu tradisional untuk mengatasi berbagai keluhan penyakit, lalu cobalah. Semoga keberuntungan bersama anda...

* Penurun panas, batuk, dan pilek
Parut bawang merah, tambahkan minyak telon, lalu balurkan pada punggung sampai bagian pantat sambil sedikit diurut. Juga pusar dan ubun-ubun. Untuk ramuan minum: air kelapa satu cangkir ditambah 1 sendok teh madu, aduk, lalu kukus. Setelah dingin, berikan pada anak sebanyak 3 sendok teh setiap 2 jam sekali. Ramuan ini diberikan untuk bayi 8 bulan ke atas. Bila usia anak di bawah 8 bulan, cukup dengan pemberian ASI atau ibunya yang minum ramuan tersebut.
Pada anak yang agak besar, gunakan ramuan minum berupa air kunyit dan madu. Setengah sampai satu ruas jari kunyit yang sudah bersih dibakar, dikerik kulitnya, diparut, lalu diberi air matang 1/2 cangkir, peras, kemudian diendapkan. Campur bagian air kunyit yang tanpa endapan dengan kocokan 1 butir kuning telur dan 1 sendok makan madu, kemudian disuapkan pada anak. Ramuan ini bisa untuk penurun panas seperti pada sakit cacar air, flu, atau apa saja.

* Perut kembung
Parut bawang merah dan tambahkan minyak telon. Kemudian tapelkan bawang yang sudah diparut tersebut di bagian pusar. Bisa juga, gunakan daun jarak pagar yang dihangatkan. Olesi dengan minyak kelapa, pilin-pilin, lalu tempelkan pada pusar si kecil.

* Diare
Sediakan 1/2 jari kunyit yang sudah bersih dibakar, dipotong-potong, 7 pucuk daun jambu biji, air 2 gelas, dan garam 1/4 sendok teh, rebus dengan api kecil. Minum airnya, 1 sendok teh satu jam sekali. Untuk mengusir gas, maka pusarnya ditapeli dengan parutan bawang merah yang sudah diberi minyak telon. Untuk anak yang sudah agak besar, boleh juga dengan mengunyah halus pucuk daun jambu klutuk yang sudah bersih ditambah garam lalu ditelan.

* Muntah-muntah
Muntah bisa disebabkan perut mual atau kembung. Sediakan 1/2 sendok teh ketumbar, 3 butir kapulaga, 5 butir adas hitam, dan air setengah gelas. Kemudian direbus. Setelah dingin, berikan ke anak sedikit-sedikit, sesering mungkin atau 2 jam sekali.
Boleh juga dibuatkan air beras kencur. Caranya, cuci 1 sendok makan beras dan direndam sebentar. Sangrai beras tersebut sampai berwarna kecokelatan, lalu ditumbuk halus bersama dengan 1 ruas jari kencur, 1 ruas jari kunyit, dan 1/4 sendok teh adas manis. Setelah itu diseduh dengan air panas, tambahkan gula merah, sedikit garam, dan asam jawa. Saring, lalu diminumkan pada anak agar tubuhnya hangat.

* Batuk
Sediakan air jeruk nipis 1 sendok makan ditambah madu 2 sendok makan dan air matang 2 sendok makan. Masukkan dalam cangkir dan kukus. Setelah agak dingin, minumkan pada anak sebanyak 1-2 sendok teh. Berikan sehari 5 kali.

* Batuk seratus hari
Sediakan umbi bidara upas sebesar 1/2 jempol yang sudah bersih, parut dan seduh dengan air panas, lalu aduk-aduk dan dinginkan. Saring dan tambahkan sedikit madu. Minum sampai habis. Buatlah ramuan ini 3 kali sehari. Bisa juga gunakan ramuan lidah buaya. Lidah buaya dikupas kulitnya dan ambil bagian dagingnya sebanyak dua jari, kemudian dicacah. Tambahkan air hangat dan madu, lalu diminumkan pada anak 1-2 kali sehari.

* Batuk karena angin atau dahak susah keluar
Sediakan 1 butir bawang merah diparut, 1 ruas jari jahe diparut dan diperas airnya, 7 butir adas manis, 1 ruas jari kunyit diparut dan diperas airnya, 1 sendok makan air jeruk nipis, dan 1/2 gelas air. Masukkan semua bahan di cangkir, kemudian kukus dan setelah itu saring. Minum 3 kali sehari masing-masing 2 sendok teh.

* Batuk berlendir
Campurkan air jahe 1 sendok makan, air kunyit 1 sendok makan, bawang putih 1 siung diparut, air jeruk nipis 1 sendok makan, madu 1 sendok makan, dan 3 sendok makan air matang, kemudian dikukus. Diminumkan 3-4 kali sehari 2 sendok teh.

* Pilek
Siapkan bawang merah yang diparut, lalu tapelkan pada tulang leher ketujuh (bagian tengkuk) dan ubun-ubun anak setelah sebelumnya diolesi minyak kayu putih. Beri juga minuman yang hangat-hangat, seperti minuman beras kencur. Selain itu, jemur anak di bawah sinar matahari pagi sekitar jam 7 atau di bawah jam 9 pagi. Panaskan bagian dada seperempat jam dan kemudian punggung seperempat jam. Ini bisa dilakukan sambil jalan-jalan pagi.

* Mata bintitan
Ambil getah dari batang tanaman patikan kebo atau getah dari batang pohon meniran. Tempelkan sedikit pada kapas, lalu oleskan pada bagian bintitnya, sedikit saja, jangan sampai terkena mata.

* Mata merah
Taruh 3 lembar daun sirih yang sudah dicuci bersih pada wadah mangkok. Seduh dengan air panas. Setelah airnya dingin, minta anak untuk mengedip-ngedipkan matanya dalam air tersebut.

* Sariawan
Ambil sebuah tomat matang, seduh dengan air panas dan kupas kulitnya. Haluskan tomat tersebut dengan menggunakan sendok, saring dan tambahkan sedikit gula. Beri anak minumam sari tomat tersebut.

* Tak nafsu makan
Menurut Endah, hilangnya nafu makan dapat disebabkan cacingan atau hal lain seperti masuk angin. Cara mengatasinya, bersihkan 1 lembar daun jarak pagar, setelah itu hangatkan sebentar di atas tutup panci. Beri olesan minyak kelapa pada daun tersebut dan dipilin, kemudian tempelkan daun tersebut di atas pusar anak, yang sebelumnya sudah diolesi dengan minyak telon.
Bila usia anak sudah lebih dari setahun, coba berikan ramuan 1 telapak tangan daun pepaya, 1 ruas jari temu hitam/temu ireng, seruas jari tempe bosok (tempe kemarin), dan sedikit garam. Semua bahan ditumbuk halus, lalu peras pakai kain dan masukkan ke mulut anak. "Khasiat temu hitam untuk mengeluarkan cacing, sedangkan daun pepaya untuk menambah nafsu makannya, dan tempe bosok untuk stamina atau kekuatan tubuhnya.
Untuk menambah nafsu makan anak bisa juga dengan ramuan: 1 ruas jari temulawak, gula merah, air secukupnya, dan sedikit garam, kemudian rebus dan saring. Minumkan pada anak 1-2 sendok makan sehari

* Mimisan
Selembar daun sirih yang sudah dicuci bersih dipilin dan disumpalkan ke hidung anak. Untuk pengobatan dari dalam tubuh lakukan dengan ramuan: 1/2 jempol umbi bidara upas yang sudah bersih diparut dan diseduh dengan 1 cangkir air panas, kemudian disaring, dan setelah dingin diminumkan ke anak ditambah sedikit madu.

* Benjol karena benturan
Rendam 1 sendok makan beras. Tumbuk bersama kencur dan beri sedikit garam. Setelah halus, tempelkan ke bagian yang benjol.
Bisa juga diberi ramuan: bawang putih diparut dan diberi ramuan: bawang putih diparut dan diberi madu, setelah itu dioleskan ke bagian yang benjol.

* Keringat buntet
Sesering mungkin dibedaki tepung kanji.

* Congekan
Cuci bersih 3 lembar daun miana atau 7 lembar daun samiloto segar atau lengkuas merah muda, lalu tumbuk halus. Peras pakai kain bersih dan teteskan air perasannya ke telinga. Lakukan dua kali sehari, masing-masing 3 tetes.

* Panu
Dua jari langkuas merah diparut dan diberi sedikit cuka, oles-oleskan pagi dan sore atau malam hari pada bagian tubuh yang berpanu tersebut.

* Koreng atau borok kepala
Batang brotowali dipotong-potong sebanyak 5 jari. Rebus dengan sedikit air, oleskan pada bagian kepala.
Bisa juga diberi ramuan: daun brotowali, parutan kunyit dan sedikit garam ditumbuk halus. Oleskan ke kepala. Boleh juga hanya dengan kunyit saja.

* Sakit gigi
Bawang putih diparut, ditambah sedikit garam, kemudian sumpal ke gigi yang sakit karena berlubang.

* Digigit nyamuk
Hilangkan bekas gigitannya dengan tanaman sambiloto yang diremas-remas dan dioleskan ke bagian bekas gigitan tersebut. Kalau tak ada sambiloto bisa digunakan minyak sereh.

* Asma
Sepuluh siung bawang putih diparut, ditambah madu 1 gelas, kemudian dikukus. Berikan pada anak sebanyak 1 sendok teh, dua kali sehari. Bisa juga, 10 siung bawang putih diparut, 1 ons gula batu, direbus bersama 1 gelas air.

* Luka-luka berdarah
Cuci bersih daun jambu biji atau daun bandotan, kemudian remas-remas. Tapelkan pada luka tersebut. Darah akan berhenti segera.

* Keracunan
Minum air kelapa hijau muda 3 kali sehari 1/4 gelas.

* Biduran atau kaligata
Balurkan tubuh dengan minyak telon, minyak kayu putih atau minyak tawon. Untuk ramuan minum: 1 jari temulawak dipotong-potong, beri sedikit gula merah, dan garam direbus dengan 1 gelas air. Saring dan bila sudah dingin diminumkan 3 kali sehari 1/4 gelas.

MANFAAT BUMBU

- Air Kelapa Muda & Kopi
Dapat digunakan untuk obat muntaber karena air kelapa muda banyak mengandung mineral kalium, yang banyak keluar ketika anak muntaber. Dosisnya tak ada takarannya, sekehendak anak. Dicampur dengan sedikit kopi (seujung sendok saja). Kelapa hijau yang masih muda juga bisa digunakan sebagai obat anti racun dan membantu penyembuhan penyakit campak.

- Brotowali (Putrawali, andawali)
Untuk pemakaian luar bermanfaat menyembuhkan luka-luka dan gatal-gatal akibat kudis (scabies). Caranya, 2-3 jari batang brotowali dipotong kecil-kecil, rebus dengan 6 gelas air. Setelah mendidih, biarkan selama 1/2 jam. Saring air dan gunakan untuk mengobati luka serta gatal-gatal.

- Jeruk Nipis
Untuk mencairkan dahak dan obat batuk anak. Caranya, campur 1 sdm air perasan jeruk nipis, 3 sdm madu murni, 5 sdm air matang, lalu ditim selama 30 menit. Takaran minum bayi antara usia 6-1 tahun : 2 kali 1/2 sdt ; anak 1-3 tahun : 2 kali 1 sdt; anak 4-5 tahun : 2 kali 1 1/2 sdt. Cara lain, potong 1 buah jeruk nipis, peras airnya, taruh dalam gelas /cangkir. Tambahkan kecap manis, aduk. Takaran minum untuk anak, 3 kali 1 sdt per hari.

- Kentang
Untuk obat bisul. Caranya, parut kentang dan peras. Oleskan sari air dan parutan kendtang segar dioleskan pada bisul 3-4 kali per hari Bisa pula untuk ruam kulit yang disebabkan biang keringat atau keringat buntet (miliaria), karena sifat kentang yang mendinginkan.

- Banglai (bangle, panglai, manglai, pandhiyang)
Untuk menenangkan bayi dan anak yang sering rewel pada malam hari, balurkan parutan banglai segal di kening dan badan anak.

- Minyak zaitun
Untuk mengobati kerak kepala atau ketombe pada bayi (craddle crap), sebanyak 1-2 kali per hari dioleskan pada kulit kepala.

- Lidah buaya
Untuk mengobati luka bakar pada bayi dan anak. Caranya dengan mengoleskan daging daun lidah buaya pada seluruh permukaan kulit yang menderita luka bakar.

- Daun pepaya
Berkhasiat meningkatkan nafsu makan, menyembuhkan penyakit malaria, panas,beri-beri dan kejang perut. Caranya, daun pepaya muda ditumbuk, diperas, saring, lalu minum airnya.

- Temulawak (koneng gede)
Untuk menambah nafsu makan. Caranya, 150 gram temulawak 50 gram kunyit segar dikupas, iris tipis, rendam dalam 500 cc madu kapuk dalam toples tertutup selama 2 minggu. Setelah 2 minggu ramuan siap untuk digunakan. Aturan minum 1 sendok makan madu temulawak dilarutkan dalam 1/2 cangkir air hangat, diminum pagi dan sore.

- Kencur
Untuk meringankan batuk pada anak. Caranya, 5 gram kencur segar dicuci bersih, parut, lalu tambahkan 2 sdm air putih matang dan diaduk. Setelah disaring, tambahkan 1 sdm madu murni. Berikan 2-3 kali sehari.

- Adas (fennel)
Teh adas dapat dipakai untuk meringankan bayi yang menderita kolik atau yang kesakitan akibat erupsi (keluarnya) gigi. Untuk obat masuk angin dan kolik, caranya 1sdt teh adas dilarutkan dengan 1 cangkir air mendidih, aduk hingga larut. Setelah agak dingin, larutan dapat diminumkan pada bayi/anak dengan takaran sesuai umurnya.

- Kemiri
Berkhasiat menyuburkan rambut bayi. Caranya, minyak kemiri dioleskan pada kepala bayi/anak sambil dipijat perlahan setiap malam. Pagi hari rambut disampo dan dibilas dengan air hangat hingga bersih. Minyak kemiri ini lebih baik yang sudah jadi.

- Bawang merah
Untuk menurunkan demam, parut bawang merah secukupnya, balurkan di tubuh bayi/anak. Untuk borok, 3 siung bawang merah dan 2 jari rimpang kunyit dicuci, diparut, lalu dicampur dengan 2 sendok minyak kelapa baru. Hangatkan diatas api kecil sambil diaduk. Setelah dingin, oleskan pada bagian tubuh yang sakit sebanyak 2 kali sehari. Untuk masuk angin, 8 siung bawang merah, dicuci, tumbuk halus, campur dengan air kapur sirih secukupnya. Balurkan di punggung, leher, perut dan kaki. Atau bisa juga digunakan sebagai alat kerokan anak. Yang terakhir ini sering digunakan orang tua dulu dan jauh lebih mudah dan praktis.

- Jahe
Untuk menghilangkan masuk angin, perut kembung dan kolik pada anak. Caranya, 1/4 sendok teh bubuk jahe kering dilarutkan dalam ½ cangkir air panas. Tambahkan gula sedikit gula pasir atau gula palem untuk memberikan rasa. Berikan 1-2 kali per hari sesuai umurnya.

- Kunyit (kunir)
Untuk diare, 1/2 jari kunyit dan 3 lembar daun jambu biji muda segar dihaluskan, campur dengan 1/2 cangkir air, lalu diperas. Setelah disaring, diminumkan pada anak. Untuk kulit berjamur atau becak putih jamur/ruam popok karena pemakaian diapers, parut kunyit lalu oleskan.

1. Asam Jawa atau Tamarindus indica (nama latin)
a. Tumbuhan ini pohonnya tinggi besar, daunnya rindang yang biasanya tumbuh di daerah pantai dan banyak tumbuh ditepi tepi jalan sebagai tanaman pelindung.
b. Khasiatnya untuk obat penurun panas, pertolongan pertama pada luka, sariawan dan obat cacing.
c. Cara pengolahan dan penggunaan.
- Daging buah ditambah sedikit garam lalu direbus, kemudian disimpan ditempat kering. Dalam penggunaan ditambah sedikit air dapat digunakan sebagai obat penurun panas.
- Daging buah ditambah temulawak dan gula aren , kemudian direbus dan airnya diminum untuk obat sariawan dan gatal-gatal.
- Daun mudanya dikunyah dan tempelkan pada luka baru dapat menghentikan pendarahan.
- Daun direbus selama 15 menit, airnya dapat digunakan untuk obat cacing.

2. Bawang putih atau nama latinnya Allium sativum
a. Tanaman ini banyak dikenal oleh masyarakat, karena banyak dibudidayakan sebagai tananam petani yang ditanam diladang-ladang di daerah pegunungan.
b. Kahsiatnya, selain sebagai bumbu dapur yang hampir semua jenis masakan menggunakan ini, akan tetapi juga dapat digunakan sebagai obat kompres dan untuk mengobati penyakit cacing pita.
c. Cara pengolahan dan penggunaan
- Umbi bawang putih digiling dapat digunakan untuk obat kompres karena gigitan serangga, sakit kepala dan bila digoreng dengan minyak kelapa untuk obat scabies.
- Umbi bawang putih dikunyah dan ditelan untuk obat bagi penderita penyakit cacing pita.

3. Tanaman Jahe atau Zingiber officinale ( nama latin)
a. Tanaman ini merupakan tumbuhan rimpang, berbatang basah yang tingginya sampai 60 cm. Tumbuhan ini tumbuh subur didaerah ketinggian 1500 m di atas permukaan laut.
b. Khasiat tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat kompres, obat sakit perut, obat liver, demam, gigitan ular maupun serangga dan lain-lain.
c. Cara pengolahan dan penggunaan.
- Daun ditumbuk dan ditambah sedikit air dapat digunakan sebagai obat kompres pada sakit kepala. Bila dicampur dalam makanan dapat digunakan sebagai obat sakit perut.
- Jahe yang ditumbuk dan direbus dalam air mendidih selama 30 menit airnya dapat digunakan untuk memperlancar pencernaan, pengobatan hati yang membengkak, batuk dan demam.
- Selain itu rimpang Jahe yang ditumbuk dapat digunakan sebagai obat gosok karena gigitan serangga.
- Rimpang Jahe yang ditumbuk diberi sedikit garam dapat digunakan untuk pertolongan pertama karena gigitan ular beracun.

4. Tanaman Kencur yang nama latinnya Caempreria galanga.
a. Merupakan tumbuhan basah yang banyak tumbuh didaerah tropis dan tumbuh subur pada tanah yang berwarna hitam dan berpasir. Tanaman ini banyak ditanam dan dibudidayakan oleh masyarakat karena nilai ekonominya yang tinggi.
b. Khasiatnya untuk obat batuk, menghilangkan gatal-gatal di tenggorokan, obat kembung dan rasa mual-mual, obat kompres dan obat masuk angin.
c. Cara pengolahan dan penggunaan.
- Kencur sebesar ibu jari dikunyah bersama-sama garam, kunyahan ini dapat sebagai obat gatal tenggorokan.
- Sepotong rimpang kencur diparut lalu diberi air yang sudah masak diremas dan airnya diperas. Airnya digunakan sebagai obat untuk kembung dan rasa mual di perut.
- Daun digiling dan dipergunakan sebagai obat kompres pada bengkak.
- Rimpang ditambah tepung beras, airnya diminum sebagai obat masuk angin, pegal dan lain-lain penyakit ringan.

5. Tanaman Kunyit nama latin Curcuma domestica.
a. Kunyit banyak digunakan sebagai bumbu berbagai masakan di Indonesia. Tumbuhan Kunyit tumbuh subur di dataran rendah sampai ketinggian 900 m di atas permukaan laut. Banyak dibudidayakan oleh masyarakat karena tanaman ini juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi dipasaran.
b. Khasiatnya dapat dipergunakan untuk penyembuhan berbagai macam penyakit dan untuk menjaga kesehatan seperti memperlancar air susu, obat eksim/borok, obat anti serangga, obat demam dan kembung.
c. Cara pengolahan dan penggunaan.
- Rimpang diparut, kemudian ditambahkan air sedikit. Campuran ini ditempelkan ke payudara untuk memperlancar keluarnya air susu.
- Rimpang, kapur sirih dan jeruk nipis bersama-sama digiling sampai lumat. Campuran ini dipergunakan sebagai obat eksim atau obat kompres eksim.
- Daun kunyit diolesi minyak kelapa, dipanggang di atas api setelah dingin dipergunakan sebagai obat borok.
- Rimpang diparut ditambah kapur sirih dan air lalu dipanaskan di atas api, setelah dingin dioleskan sebagai obat bengkak karena sengatan serangga atau karena ulat bulu.
- Rimpang diparut, dididihkan bersama susu dan gula, dapat dipakai sebagai obat demam, perut kembung dan memperlancar makanan.(dari berbagai sumber)

Baca Selengkapnya...

Ditakuti No, Disayangi Yes!

"DILANDASI SEMANGAT KEBANGSAAN DAN PROFESIONALISME KEPRAJURITAN, YONIF 134/TS BERSAMA SEMUA KOMPONEN BANGSA SIAP MENJAGA KEDAULATAN DAN KEUTUHAN NKRI." kalimat yang dicetak dengan huruf balok berdasar kain spanduk panjang itu membentang di dinding Aula Kompi Bantuan (Kibant) Yonif 134/TS di Tembesi. Di sebelah kanan kirinya, kain lebar motif loreng menampilkan kata-kata slogan yang membakar semangat prajurit.

UNDANGAN dengan kertas wangi warna hijau itu saya terima, Kamis (27/12) sore lalu. Sebenarnya, dalam amplop undangan berlogo Batalyon Infanteri 134 Tuah Sakti tersebut, tertulis ditujukan kepada Yth. Pimred Posmetro di Batam. Entah kenapa, surat jemputan persegi empat itu justru jatuh ke tangan saya. "Tadi bang Hasan suruh saya serahkan ke Uka," kata Said Sirajudin, Koordinator Liputan koran harian yang bermarkas di lantai 3 Gedung Graha Pena, Batam.

Petang itu, jarum jam di pojok dinding belakang meja televisi, tepat menunjuk pukul 18.30 WIB. Sudah waktunya saya mesti bersiap-siap karena tertera dalam isi undangan bahwa acara akan berlangsung pukul 19.30 WIB. Maklum, perjalanan dari Batamkota ke Tembesi lumayan jauh, masih untung kalau tak terjebak macet di ruas jalan depan kawasan industri Batamindo, Mukakuning. Waduuh, di perjalanan badanku kok rasanya merinding kena terpaan angin. Sst, jangan salah tafsir dulu. Gemetaran badanku bukan lantaran grogi mau masuk sarangnya si loreng, yang belum pernah barang sebentar pun kusinggahi itu. Tapi tangan gemetar, kepala cekot-cekot yang tiba-tiba menyerangku justru karena siangnya aku lupa makan nasi. Cuma ngunyah gorengan tahu waktu mampir di warung Mie Ayam Pantura milik Sanuri, wong Brebes tulen.

Sangkin memburu waktu, sampai nyasar ke markas Batalyon Infanteri (Yonif) 134/TS yang baru di Barelang. Sesampainya di pintu gerbang, ada dua orang prajurit menenteng senjata laras panjang M16, mereka adalah petugas jaga yang bergantian standby di pintu utama. Seorang tentara berseragam loreng lengan panjang, saya hampiri. "Selamat malam," sergahnya lalu menanyakan maksud kedatanganku. Saya jelaskan kepadanya, dikuatkan dengan menyodorkan bukti undangan yang dicap dan diteken Komandan Yonif 134/TS, Letnan Kolonel Inf. Herianto Syahputra S.Ip. Tentara itu akhirnya mengerti, dia langsung menunjuk dan mengarahkan agar saya balik kanan. "Oh, ini acaranya di bawah sana, di markas kompi yang lama," katanya.

Tak membuang waktu lama, kaki kanan saya segera mancal engkol motor Liger Princes yang biasa saya tunggangi. Jalur dari depan ksatrian angkatan darat itu sampai simpang Tembesi, memang miskin lampu penerangan jalan, ditambah lagi dengan adanya lubang di badan jalan. Brakk! walah bisa bengkok pelek ban motorku.
Tiba di Kompi Bantuan Yonif 134/TS, seorang prajurit bersenjata lengkap tampak berdiri tegap di pos kecil yang biasa orang menyebutnya Pos Monyet. Hi..hi.. ada-ada saja orang bikin nama, sudah jelas yang dipegang bukan pisang kok masih juga dibilang nyemot eeh monyet. Biarlah orang bicara apa, penting saya lolos sensor langsung ngeloyor masuk ke areal laskar itu. Di tempat parkir motor sudah berjejer bebek roda dua milik om-om tentara muda itu, tak mau kalah merek motorku pun menelisip parkir diantara deretan motor yang ditempeli beragam stiker maupun embel-embel infanteri itu.

Seorang serdadu berpangkat Prajurit Kepala (Praka) datang mendekatiku, dari papan nama di baju pakaian dinas harian (PDH) yang dikenakannya jelas tertera nama, M Herman. "Met malam mas, protokol yah?" tanyanya kepada saya. Hmm, saya pun mengulum senyum sedikit. Daripada repot menjelaskan saya ini siapa dan darimana rimbanya, to the point saja langsung kusodorkan kartu undangannya. "Ayoo mas, masuk ke dalam. Mari," ajaknya sembari memandu menuju ke kursi mana saya harus duduk menikmati acara mereka.
Di luar pintu masuk, dua orang tentara lainnya yang diberi jatah sebagai penyambut tamu, seketika bangkit dari duduk dan mempersilahkan saya agar mengisi buku register tamu. Dengan pena tinta warna hitam saya goreskan nama, alamat dan tanda tangan. Sreet.. sreeet.

Selanjutnya, dikawal oleh Praka Herman, saya akhirnya masuk ke ruangan yang di dalamnya sudah ramai undangan duduk. Ada Danyon Herianto, Kompol Hendrawan (Kasat Intelkam Poltabes Barelang), Ipda Ketut (Satbrimobda Kepri), Lettu Saul (Lanal Batam), Syamsul Bahrum (Pemko Batam) dan sejumlah orang penting yang tak kukenal.
Akh, daripada duduk di kursi putih yang mengelilingi meja bundar, saya malah lebih memilik duduk di antara kumpulan para prajurit Yonif 134/TS, undangan dari kepolisian dan organisasi kepemudaan lainnya. Kebetulan pula, di sekeliling saya duduk adalah mereka yang belum lama ini telah mengikuti pelatihan penyelaman yang digelar Yonif 134/TS di perairan Nongsa.

Saya duduk menyimak suguhan acara yang sudah diploting panitia. Setelah dibuka oleh pembawa acara (MC), tahapan kegiatan malam puncak itu pun dimulai. Tak lama terdengarlah, "Tuah sakti..!" pekik lantang cukup menghentak itu terlontar dari mulut seorang perwira Batalyon Infanteri 134 Tuah Sakti berpangkat Letnan Satu (Lettu), tegap dan sigap ia memberi hormat, lalu melapor kepada atasannya, Letnan Kolonel Inf. Herianto Syahputra S.Ip, bahwa acara syukuran sekaligus panggung prajurit segera dimulai. Undangan dan segenap keluarga besar tentara yang khas dengan seragam hijau itu, sejenak larut dalam ketenangan tatkala aba-aba "Duduk Siap!" dan "Duduk Istirahat!" menyeruak menghela suasana.

Walaupun perhelatan seremoni itu sempat berlangsung kaku, sarat dengan aroma barak (camp) militer. Tapi, selingan hiburan ala grup band yang kerap mentas di sejumlah pub di Batam, membuat perayaan Dirgahayu ke-3 Yonif 134/TS itu pun menjadi renyah, melunturkan ketegangan yang bikin seorang Sersan Dua (Serda) pembawa acara, kikuk dan salah sebut nama sang komandannya yang baru tiga bulan menjabat.
Kurang lebih ucapan si MC begini, "Tiga tahun sudah usia Yonif 134 Tuah Sakti, sudah tiga kali berganti kepemimpinan. Pertama Mayor Inf. Joko P, Kedua Mayor Inf. Septinus Edward Ginting, dan Ketiga (sekarang) Letkol Septinus Edward... maaf, Letkol Herianto Syahputra," demikian prakata pembuka yang disampaikannya didampingi seorang pembawa acara wanita sambil berdiri di pojok atas panggung.

Di luar, persis di hamparan rumput berjarak sepelemparan batu dengan pintu masuk tempat para tamu mengisi buku registrasi, berjejer rapi tujuh papan karangan bunga kertas berukuran sama, bentuk ucapan atas ulang tahun batalyon kebanggaan Korem 033 Wira Pratama itu. Untaian manis itu datang dari Management PT. Batamindo Investment Cakrawala, A. Bustami, Dandim 0316 Batam, Danrem 033 Wira Pratama, Food City 72, Pesona Ktv Club Teddy Cahyadi dan paling ujung ke dalam kiriman dari Pacific Palace Hotel. "Sebenarnya, hari "H" jatuh tanggal 20 Desember. Cuma, karena bertepatan Idul Adha maka kami undur sekarang. Tadi pagi upacara, malam ini acara syukuran dan panggung prajurit," terang Letkol Herianto saat didaulat menyampaikan sambutan, Kamis malam kemarin di Aula Kibant Tembesi itu. "Batalyon 134 adalah batalyonnya bapak-bapak dan ibu-ibu juga, keberadaan kami bukan untuk ditakuti, tapi disayangi," imbuhnya disambut aplaus hadirin.

Selang kemudian, Herianto memotong nasi tumpeng yang dihadirkan ke depan panggung oleh empat orang prajurit serta seorang wanita berpakaian safari seragam persatuan istri tentara (Persit) Yonif 134/TS. Potongan tumpeng yang dilumuri aneka lauk pauk lalu diberikan Herianto kepada anggota termuda, Prajurit Dua (Prada) Inf. K.S Marpaung, tamatan Sekolah Calon Tamtama (Secata) Tahun Ajaran 2004/2005. Secara simbolis, danyon yang pernah menjuarai lomba menembak pada HUT TNI beberapa waktu lalu itu, menyematkan Brevet Scuba Diver pada perwakilan peserta yang mengikuti pelatihan selam yang digarap Yonif 134/TS bekerjasama dengan Persatuan Olah Raga Selam Seluruh Indonesia (Possi) di perairan Nongsa belum lama ini.

Mereka yang menerima brevet antara lain, Lettu Inf. Antony T (Yonif 134/TS), Brigadir Gun Gun Saepudin (Satbrimobda Kepri), Briptu Andi Hidayat (Satpolairud Poltabes Barelang), Mulkansyah dan Ismail (FKPPI Batam). Sedangkan Fendi (Mahasiswa) dan Mulkan (Pers), berhalangan hadir dalam penyematan itu. Acara formal lalu ditutup dengan do'a yang dipandu oleh Prajurit Kepala Inf. Herman.

Ada yang menarik perhatian dan indera pendengaran saya, ketika saya tengah makan nasi kotak yang dibagikan oleh petugas dari yonif itu. Kebetulan posisi duduk saya di tengah-tengah prajurit berseragam serba hijau lengkap dengan baret yang diselipkan di pundak kiri mereka, ada dua orang yang satu berpangkat Sersan Dua (Serda) berlis merah di jahitan bordir pangkat di lengannya, satunya lagi masih Prajurit Satu (Pratu). Keduanya saat itu belum memegang jatah nasi kotak, beda dengan prajurit lainnya. Nah, tak lama datang seorang Prajurit Dua (Prada), dari penampilannya kelihatan kalau dia masih baru menyesuaikan lingkungan adat markas di Tembesi itu. "Izin pelatih, ini nasinya," sapa si Prada seraya tangan kanannya menyodorkan dua nasi kotak buat dua orang seniornya itu. Terima kasih kah jawaban sang abang letting? ternyata tidak. "Wah dik, coba kamu catat nama, pangkat dan berapa NRP (nomor registrasi prajurit)mu," kata si Serda yakin. "Untuk apa bang?" yuniornya penasaran dan balik bertanya. "Akan saya perhatikan," ketus bang Serda yang agak gembrot dikit itu. Obrolan langsung senyap, mereka larut dalam sedapnya masakah di kala "kampung tengah" telah "keroncongan" alias lapar.

Kepada saya yang mencegatnya saat ia mengantar tamunya keluar, Herianto mengatakan bahwa berkenaan dengan hari jadi batalyonnya yang ke-3, ia berharap masyarakat makin cinta dan berhubungan baik dengan pasukan yang dipimpinnya. Disinggung tentang perhatian pemerintah daerah bagi kemajuan Yonif 134/TS, pria asal Aceh itu langsung sumringah. "Alhamdulillah, tahun ini gubernur membantu pembangunan tempat ibadah, masjid dan gereja serta barak," ulasnya.

Seperti diketahui, Yonif 134/TS, dulunya merupakan batalyon termuda dalam jajaran Korem Wira Bima. Belum lama ini, pasukan baret hijau itu menerima sebanyak 16 orang prajurit karier, menambah 498 personil yang ada. "Kita masih kekurangan personil sekitar 150 orang lagi, untuk memenuhi standar sebuah batalyon infanteri di Kepri. Pemenuhan kekuatan dibutuhkan sekitar 1039 personil," lanjut Herianto.

Ogah Pakai Helm, Doronglah Motor..

ADA banyak cara menyadarkan orang agar tak mengulangi kesalahan, mulai dari teguran sampai hukuman. Nah, Batalyon Infanteri 134 Tuah Sakti, punya jurus khusus untuk nyentil anggota yang bandel. Merayap, push-up, lari keliling lapangan, berguling di lumpur, atau bersihkan toilet? "Ahh, itu sudah biasa.. anak SD pun bisa," celetuk seorang prajurit angkatan darat yang bermarkas di Barelang itu, kemarin malam.

Komandan Yonif 134/TS, Letnan Kolonel Inf. Herianto Syahputra S.Ip kepada saya, mengungkapkan. Jika menangani sikap indisipliner anak buah, ia mengenakan bermacam tindakan yang bisa menimbulkan efek jera. "Kalau ketahuan naik motor nggak pakai helm, ya disuruh dorong motor. Pernah ada yang dihukum dorong motor sampai Jembatan Barelang," kata pria berperawakan segar yang selalu tampil sederhana itu.

Meski baru tiga bulan memegang tongkat komando sebagai orang nomor satu di Tuah Sakti, namun ditangan Herianto berbagai "kotoran" yang pernah melekat dalam tubuh batalyon andalan Korem 033 Wira Pratama itu, satu per satu oknum yang bikin malu citra korps pun "disapu bersih" olehnya. "Memiliki motor tak bersurat, jelas kita proses. Yang terbukti terlibat kasus, misalnya pencurian kendaraan, sudah kita kirim ke Mahkamah Militer di Padang," tegasnya.

Tampaknya, Herianto kukuh ingin mewujudkan komitmen sebagaimana goresan cat dalam font huruf besar bertuliskan "Stop Pelanggaran" yang menempel pada dinding bangunan Kompi Bantuan Yonif 134/TS di markas lama, Tembesi. "Sekarang tak ada lagi yang jadi penadah motor curian. Kita sudah berupaya menertibkan personil ke dalam, sweeping kendaraan mereka. Kita arahkan agar jangan sampai terlibat atau membekingi curanmor dan kejahatan lainnya," cetus perwira menengah TNI-AD kelahiran Lhokseumawe, 2 Januari 1968 itu.

Bagaimana soal isu segelintir oknum prajuritnya yang make narkoba, ngawal pembabat kayu hutan maupun main patok lahan? seperti santer beredar di Tanjungpinang, Herianto menanggapi enteng. "Tidak ada pematokan lahan, kita sudah ada lahan sendiri di Tembeling, Kabupaten Bintan," bantahnya. Ia menerangkan, bahwa personil Yonif 134/TS yang ditempatkan di Senggarang, bukanlah di BKO-kan (bawah komando operasi) ke korem.
"Anggota sudah tersebar ke seluruh wilayah Kepri masing-masing satu kompi, kecuali Natuna ada dua kompi. Satu peleton di Pulau Sekatung, pulau terluar yang berdekatan dengan Vietnam. Kita berikan penugasan sesuai kemampuan profesionalisme militer dalam mengamankan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)," beber danyon.

Mengemban tugas berat, tentu perlu ditunjang dengan sarana yang memadai, plus tak ketinggalan zaman. Perabot tempur Yonif 134/TS sendiri, gimana? "Peralatan kita sudah standar, tinggal secara bertahap melengkapi segala sesuatunya. Kita ini satuan infanteri, yang mendekati musuh lewat darat dan mempertahankan daratan," tutup Herianto.(uka suara dinata)

Baca Selengkapnya...

11 Desember 2007

Derita Diah Derita Kita

SEJAK dilahirkan pada 18 Agustus 2006 silam, Diah Zazkia Meka, bocah perempuan berusia 1,3 tahun telah menderita tumor ganas di bagian rahang. Akibatnya, buah hati pasangan Tumilan (41) dan Siti Madriah (35) warga Perumahan Mediterania Blok ii-6 nomor 5 Batamkota itu tak bisa leluasa beraktivitas layaknya anak-anak pada umumnya.



Bocah Penderita Tumor Ganas yang Butuh Biaya

Diah merupakan putri bungsu keluarga itu, ia anak ke-3 setelah Tumilan yang pekerja serabutan dan istrinya yang hanya ibu rumah tangga, dikaruniai seorang anak laki-laki dan yang pertama perempuan. "Waktu lahir di bidan Puskesmas Legenda jam empat sore, saya yang pertama tahu dia ada benjolan itu," kata Tumilan kepada saya di dapur redaksi POSMETRO, Selasa (11/12) siang.

Menurutnya, upaya pengobatan sudah beberapa kali dilakukan, antara lain berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Batuaji, Rumah Sakit Umum Otorita Batam (RSUOB) di Sekupang, terapi di Tiban dan dibawa ke seorang ustadz di Bekasi. "Dari rumah sakit kemudian dokter mengatakan dia kena tumor ganas, waktu itu ada juga yang bilang kelenjar," imbuh istrinya, Siti Madriah. Karena keterbatasan ekonomi, selama berobat Diah hanya mengkonsumsi obat-obatan generik. "Minum obat tapi perubahannya sedikit, beda dengan setelah dari Jakarta. Tidurnya agak enak, kalau dulu susah kadang muntah," lanjut Tumilan.

Pasca penyakit yang menyerupai gondok itu kian membesar, Diah semakin kesulitan menelan makanan. "Makanan harus diblender dulu, nafasnya pun terganggu. Dulu bengkaknya besar sampai tak bisa tutup mulut," ujar mereka. Informasi dari pihak medis yang diterima keluarga itu, penyakit Diah bisa dioperasi dengan biaya sekitar Rp35 juta, akan tetapi menunggu usia Diah menginjak 5 tahun. Oleh karena itu, Tumilan sekeluarga berharap uluran tangan dermawan untuk membantu meringankan beban biaya dengan menyalurkan dana ke rekening 0621.01-009534-50-5 atasnama Tumilan.(uka suara dinata)

Baca Selengkapnya...

09 Desember 2007

Jangan Jadi Aji Mumpung...


SETELAH dua tahun kasak-kusuk, kini Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Batam telah terbentuk. Sabtu (8/12) malam, bertempat di ruang serba guna lantai 2 Hotel PIH, Batamkota, wadah para pekerja pers itu akhirnya resmi dideklarasikan.

Saya berkesempatan hadir mewakili undangan yang sebenarnya ditujukan kepada pimpinan redaksi POSMETRO, Hasan Aspahani. Acaranya berlangsung sederhana namun khidmat, dihadiri oleh insan media cetak dan elektronik, serta sejumlah pelajar yang tengah mengikuti workshop jurnalisme TV sekolah.

Dalam sambutan mewakili walikota, Kepala Badan Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Pemko Batam, Norman, mengatakan. AJI diharapkan bisa tumbuh berkembang sesuai dengan visi dan misi organisasi, juga bisa lebih meningkatkan profesionalisme wartawan. "Waktu kecil saya banyak Aji, Aji-Aji mumpung..., Mudah-mudahan yang ini, jangan jadi Aji mumpung," celetuk pria yang mengaku merasa asing dengan dunia pers sekaligus grogi saat tampil diiringi tepuk tangan hadirin. Norman mengingatkan, dalam rutinitas tugas tidak boleh bergaya atau bersikap sombong.

Sementara itu, Mujib Rahman, Ketua Bagian Advokasi AJi pusat, menegaskan. Komitmen semenjak AJI berdiri dan dideklarasikan pertama kali di Sirnagalih, Bogor, pada 7 Agustus 1994 silam sudah jelas, yakni menentang pengekangan pers dan menuntut hak publik atas informasi. "Oleh karena itu, AJI tidak terima intervensi, tidak terima amplop," ujar pria yang aktif berkecimpung di majalah terbitan Jakarta, Gatra. Malam itu, Mujib kemudian memimpin membacakan pendeklarasian AJI Batam.

Usai peresmian, Rumbadi Dale dari Majalah/Koran Tempo perwakilan Batam yang merupakan salah satu aktivis AJI, kontan mengajak rekan-rekannya menyatukan tangan dan mengangkatnya untuk berfoto bersama. Kabag Humas Pemko Batam, Yusfa Hendri M.Si yang hadir mengenakan kaos dan celana jins biru, bersama dua orang anak laki-laki dan staf, akhirnya meninggalkan lokasi acara disusul beberapa undangan lainnya. Sedangkan pengurus AJI, melanjutkan diskusi membahas masa depan organisasinya di wilayah Batam dan sekitar.(uka suara dinata)

Baca Selengkapnya...

08 Desember 2007

Tali Kasih dari Asrama Polisi

"Oom.. om, selamat datang. Dari kepolisian yah?" celetuk seorang anak laki-laki dengan polos, menyambut rombongan Umat Nasrani (Kristen) dari Asrama Poltabes Barelang, Sabtu (8/12) sore di Panti Asuhan Rumah Cinta, Komplek Nusa Jaya II, Seipanas. Bocah yang mengenakan kaos singlet putih dan berdiri tenang menyandar pada dinding pojok teras rumah dua lantai itu, lekas menyodorkan telapak tangan kanan dan mengajak bersalaman. Sebentar kemudian, wajahnya perlahan tampak riang.

Ketika sebagian anggota polisi dan Bhayangkari keluar dari dalam minibus, Bripka Victor Hutahaen dibantu anggotanya tak mau membuang waktu lama. Komandan Regu Penugasan Khusus (Gassus) Satuan Lalu-lintas Poltabes Barelang itu langsung mengeluarkan paket bantuan dari dalam mobil box yang dibawanya. Secara estafet kotak demi kotak paket bantuan tersebut dibongkar untuk diserahkan ke pengurus panti sosial itu.

Sebelum penyerahan bantuan secara simbolis, Iptu A Bayu Suseno didaulat menyampaikan sambutan mewakili Kapoltabes Barelang, Kombes Pol Slamet Riyanto SH. Sebagai balasannya, Didik Eko HS, selaku pengurus panti mengutarakan rasa terima kasih. "Kami bersyukur kepada Tuhan, juga kepada Poltabes Barelang yang membantu meringankan beban mereka. Harapan kami, generasi kita perlu perhatian, khususnya anak-anak terbelakang. Marilah kita entaskan masa depan mereka, jangan sampai buta huruf," ulasnya.

Kepada saya, Didik mengaku sudah tiga tahun mengurus rumah sosial yang kini memiliki 17 orang anak asuh berasal dari Pancur, Tiban, Batuaji dan Kabil itu. "Kami ingin melayani pekerjaan Tuhan, kami juga merindukan perhatian bersama untuk anak-anak kita. Tuhan memberkati," papar pria berkacamata putih itu seraya menutup kalimat dengan memimpin doa. Usai ramah tamah penuh nuansa kekeluargaan itu, rombongan dilepas dengan saling berjabattangan diiringi nyanyian anak-anak panti asuhan.

Meski diwarnai guyuran hujan, hari itu rombongan telah menyalurkan bantuan ke Panti Asuhan Yayasan Baptis di Batuaji, serta Betesda di Batamkota. "Ini sebagai bentuk tali kasih dari kami, penghuni asrama Poltabes Barelang di Baloi yang Nasrani. Tidak pandang dari gereja mana saja, karena semata-mata ketulusan untuk berbagi bersama dalam rangka menyambut Natal," kata Victor. Polisi berperawakan segar itu membeberkan jenis bantuannya antara lain berupa, uang, beras, gula, susu, teh, telor, mie instan, minuman kaleng, minyak goreng, alat tulis, sabun mandi dan sabun cuci.

Memang, semarak menjelang Natal sudah terlihat di sana-sini. Dunia seakan menyambut gembira, penuh nuansa dan pernik Santa, lampu, kembang api dan terompet. Bahkan, sebagian pengikut Yesus berdandan kostum merah sambil menyanyikan lagu Natal. Di Singapura, puncak peringatan Natal justru telah diselenggarakan, Sabtu (17/11) lalu di Orchard Road. Ribuan lampu aneka warna dan rupa, saat itu menghiasi jalan hingga terang benderang. Lampu-lampu dipasang di pohon-pohon, dinding bangunan, atau dibentuk seperti gerbang selamat datang di sepanjang kota. Perayaan Christmas Light-up Ceremony 2007 yang ke 24 di negara berpenduduk sekitar 4,3 juta jiwa itu, mengundang wartawan dari 12 media se-Asia.(uka suara dinata)

Baca Selengkapnya...

05 Desember 2007

Manuver Bak Pesawat Tempur

"..MONITOR seluruh kapal, latihan hari ini kembali dimulai, periksa kelengkapan dan perhatikan keselamatan. Apa dikopi, over.." ucap Iptu Iwan Sebastian, perwira pelatih Satuan Kapal Khusus, Special Boat Unit (SBU) melalui radio komunikasi di bilik kemudi Kapal 020. Seruan via frekuensi udara itu, lekas disambut tiga pelatih lainnya, Ipda Rori Ratno, Bripka Sugiman dan Bripda Dicky Syahriadi yang standby dalam kabin Kapal 017, 016 dan 015. "..86, dikopi dimonitor, roger.." sahut mereka bergantian.

Cuaca siang bolong itu masih terik, panasnya seakan menelusup hingga menusuk sampai ke tulang. Senin pertama Desember ini, sementara jarum jam saat itu baru saja lengser usai bertengger pada pukul 13.30 WIB, saya berkesempatan mengikuti latihan di perairan Batuampar. Menurut jadwal, ujicoba sekaligus pemantapan pengoperasian empat unit kapal baru bantuan dari International Criminal Investigative Training Assistance Program’s (ICITAP) atau Program Bantuan Pelatihan Investigasi Kriminal Internasional itu, digelar selama tiga minggu.

Meski dua pelatih senior asal Amerika Serikat, Mr. Skeeter dan Mr. Raymon Wilian, sore itu berhalangan ikut melaut. Namun, tak menyurutkan tekad para awak kapal berseragam welpak serba biru untuk berlatih dan terus berlatih. Bintara anggota Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Kepri yang dilengkapi atribut SBU pada topi, rompi pelampung dan baju, sigap menarik tali dari tambatannya di dermaga Harbour Bay. "..020, 017 izin mendahului, 86.." suara itu terdengar dari corong radio Kapal 020, demikian dan seterusnya disampaikan dua kapal lainnya yang olah gerak ke laut. Lambung kapal-kapal itu dilapisi bahan anti peluru revolver kaliber 16.

Tak lupa, Brigadir Sugiarto meminjamkan rompi pelampung kepada saya. Seorang ABK lalu membantu mengenakannya, klik.. pengunci plastik pun mengapit pada lingkar pinggang. Armada empat kapal patroli reaksi cepat itu melaju ke tengah laut, bising dua mesin Mercury 250 PK berkemampuan jelajah 40 Knot perjam menengelamkan riuh deburan air yang bertubu-tubi dilabrak lunas haluan kapal ramping yang dilengkapi sirip pemecah ombak itu. "..Perhatian semua kapal, 020 akan melakukan manuver, rogerrr.." vokal Iwan kembali menyiar lewat radio kapal. "..Karena ada wartawan ikut di kapal.." celetuknya sembari mengambil alih posisi kemudi.

"Berpegangan kuat," pesan Iwan pada kru kapalnya. Dalam hitungan detik, jebolan Taruna Nautika Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran (BPLP) Semarang, angkatan 2003 itu langsung memutar stir kapal dan wuuus!, kapal berputar-putar membentuk leter angka 8. Goyangannya yang miring tajam, menambah gelombang kuat menghantam buritan. "Banting stir mobil lebih gampang, kalau banting stir kapal harus segera pikirkan cepat balas membalik," jelasnya mengingatkan. "020, 017 transfer satu personil, sandar lambung kiri, overr.." lagi, suara operator 017 memanggil 020. Dua kapal itu tiba-tiba memindahkan anggota di laut.

Melintas diantara puluhan kapal-kapal kargo yang lego jangkar, sesekali juga mengelak saat berpapasan dengan ferry penumpang dari Singapura yang acapkali berseliweran, menjadi pemandangan yang asyik. Setengah permainan, awak keempat kapal itu lalu istirahat dengan menyandarkan kapal ke Kapal Polisi (KP) Sri Gunting yang beberapa hari telah merapat di pelabuhan Macobar, Batuampar. Suguhan satu kes air kaleng pun menyambut, sebentar kemudian mereka larut dalam canda dan obrolan sebelum meneruskan latihan Navigasi Internet (Navnet).

Pukul 16.30 WIB, armada kapal patroli itu balik kanan ke Harbour Bay. Dalam perjalanan pulang, dua kapal melakukan manuver layaknya latihan penyergapan maupun mengelak dari serangan. Berputar, saling berpapasan dan melingkar dengan cepat. Usai "main air" giliran Brigadir Haryono, Komandan Satuan Kapal Khusus itu, mengarahkan anggotanya untuk mencuci deck, ini rutin dilakukan selepas latihan sebagai bagian dari perawatan kapal.
Nah, seperti biasanya setiap mengawali dan mengakhiri kegiatan, pengarahan serta evaluasi selalu disampaikan perwira latihan. Sekedar diketahui, empat orang pelatih dari Mabes Polri itu, masing-masing memiliki kemampuan lebih. Bripka Sugiman misalnya, ia dikenal jago menyelam karena sering gabung latihan bareng Possi (Persatuan Olah Raga Selam Seluruh Indonesia) dan meraih bed Open Water Instructor dari Scuba School International. Bakat serupa juga dipunyai Bripda Dicky Syahriadi, apalagi keduanya sama-sama masuk polisi dari nol alias Tamtama, di masanya. Selesai rangkaian latihan, nantinya personil Ditpolairud Polda Kepri lah yang bakal memandu kapal modern itu dengan etos kerja sesuai motto Polairud, Arnavat Darpa Mahe, karena di laut kita bangga.(uka suara dinata)

Baca Selengkapnya...

Ikuti Jejak Sang Bapak

CITA-CITAnya ingin jadi dokter malah kandas. Setelah melewati usia muda, Inspektur Polisi tingkat Satu (Iptu) Iwan Sebastian cenderung diprogram oleh orangtuanya untuk mengikuti jejak sang bapak yang mantan kapten kapal tanker Pertamina itu.

Pria kelahiran Semarang 21 Agustus 1980 yang memfavoritkan warna biru dan putih itu, lalu lebih mendalami jiwa pelaut dengan menamatkan kuliah di Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran (BPLP) di Kota Atlas itu, tahun 2003 silam. Setahun kemudian, lelaki berzodiak Leo dengan postur ideal itu sukses merampungkan pendidikan Sekolah Perwira (Sepa) Polri dan bergabung dalam jajaran Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Mabes Polri. Selepas itu, selama kurang lebih sebelas bulan, ia pun ditugaskan memperkuat personil kapal polisi yang berpatroli di wilayah Papua, Ambon dan Sulawesi Utara. Sederet gemblengan latihan dari instruktur Amerika Serikat, telah menambah pengalamannya. Sebut saja mulai dari Basic Criminal Investigation di Jakarta, Baker Iron di AS, sampai Jitf-West yang merupakan bagian dari Angkatan Laut AS bergerak di bidang pasukan khusus.

Iwan yang dibesarkan di Kota Lumpia itu, bareng beberapa rekan se-korpsnya kini membawa misi menularkan ilmu yang antara lain pernah ditimbanya dari pelatihan selama tiga pekan di pabrikan Save Boat di Bitung. "Saya bangga menjadi bagian Polri yang bergabung dengan USA. Melatih mulai dari Bitung, Babel, Kepri dan selanjutnya ke Tarakan dan Nunukan. Di situlah saya merasakan, betapa kaya wilayah Indonesia," tuturnya kepada saya di sela melatih awak Satuan Kapal Khusus, Special Boat Unit (SBU) Ditpolairud Polda Kepri, di perairan Batuampar, belum lama ini.

Kenangan pahit pernah dialaminya, ketika ketegangan menyapa perairan laut Yos Sudarso dan Arafuru. Tiga hari tiga malam, Iwan yang sedang melaksanakan tugas patroli diterpa gulungan ombak besar, di ombang-ambing gelombang dengan bekal perut seadanya. "Tiga hari makan roti dan mie bungkus mentah, tapi itu menyenangkan," kata putra ke 3 dari 4 bersaudara buah hati pasangan Imam Sukarlan dan Hj. Ratnasari Siregar itu.

Baru empat bulan, Iwan mempersunting Puspita Hastuti, wanita manis Sarjana Psikologi. Namun, karena panggilan dinaslah memaksanya rela meninggalkan si jantung hati yang pernah dipacari usai perkenalan pertama di Kemayoran itu. "Pertama kenalan ya pas pulang kerja, saya masih pakaian dinas waktu itu. Memang, perasaan kangen kadang ada. Tapi malah menjadi tantangan berarti untuk memberi pengertian kepada istri, tak cuma pada siswa saja. Bisa kita telaah, dalam darma bakti kita selalu ditunggu oleh masyarakat," ulas Iwan.(uka suara dinata)

Baca Selengkapnya...

Si Gesit Punya Polairud

EMPAT unit kapal patroli reaksi cepat bolak-balik di perairan depan Pelabuhan Harbour Bay, Batuampar. Raung sirinenya seolah berpacu dengan deburan ombak dan deru bising mesin sejumlah kapal penumpang yang hilir mudik di antara kapal-kapal barang yang lego jangkar. Sabtu (1/12), bertepatan dengan ulang tahun Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud) ke-57, beberapa anggota polisi masih sibuk latihan di laut.

Awak kapal Polairud Polda Kepri berseragam jenis welpak biru-biru, tampak serius mengikuti bimbingan 6 orang pelatihnya. Tenaga ahli yang mengajari mereka itu antara lain 2 orang WN Amerika dari perwakilan ICITAP di Indonesia, Mr. Skeeter dan Mr. Raymon Wilian, serta 4 orang utusan Mabes Polri, Iptu Iwan Sebastian, Ipda Rori Ratno, Bripka Sugiman dan Bripda Dicky Syahriadi yang sebelumnya pernah mengikuti pelatihan di Amerika Serikat.

Menurut Iwan, selaku ketua tim pelatih, kapal tersebut memiliki jarak tempuh 20 mil dengan kecepatan 40 knot perjam. "Waktu perang di Irak, kapal inilah primadonanya. Bisa dikandaskan untuk menurunkan pasukan, kapal ini terkenalnya saat gejolak di Irak itu," ujarnya saat ditemui saya di sela latihan. "Kapal ini dilengkapi Navigasi Internet, sehingga bila berpapasan dengan kapal lain bisa diketahui berapa kecepatan dan jarak lawan," imbuh Iwan.

Secara terpisah juniornya, Rori menambahkan, 4 unit kapal patroli buatan Seatel USA itu merupakan bagian dari 15 unit kapal serupa yang dikirim ke Indonesia. "Jumlah itu sudah dibagi untuk di tempatkan di wilayah Sulawesi Utara, Bangka, Kalimantan Timur dan Kepri sendiri," ulasnya seraya menerangkan bahwa keempat kapal itu kini bersandar di Pelabuhan Harbour Bay, Batuampar guna menjalani rangkaian latihan.

Berat keseluruhan kapal mencapai kurang lebih 7 ton ditunjang kemampuan dua unit mesin tempel merek Mercury 250 PK, kapasitasnya bisa memuat 4 orang atau maksimal 18 orang, terdapat dudukan persenjataan di ujung haluan dan buritan, serta pada bagian lambung dilapisi bahan anti peluru revolver 16 dan pemecah ombak. "Ini memang didesain supaya kalau mau terbalik bisa dengan cepat kembali ke posisi semula, ya goyang-goyang gini," tutup mereka.

Kapolda Potong Tumpeng

BRIPDA Febriyan Ralita, anggota Polairud Polda Kepri kelahiran Dumai 2 Februari 1988, diberi kesempatan pertama menerima potongan nasi tumpeng dari Brigjen Pol Drs Sutarman, Kapolda Kepri. Prosesi itu terlihat saat acara seremoni bersempena HUT Polairud ke-57 bertempat di ruang serbaguna lantai 3 Hotel Planet Holiday, Jodoh.



Sebelumnya, kapolda usai memberikan sambutannya juga menerima penyerahan kunci kapal secara simbolis dari Mr. Skeeter, perwakilan ICITAP di Indonesia. Dalam waktu sama, Sutarman membalas memberikan plakat kenang-kenangan terbungkus kotak warna merah.

Segenap keluarga besar Polairud yang dikenal dengan motto Arnavat Darpa Mahe (karena di laut kita bangga), kemarin merayakan hari jadi kesatuannya. Kali ini mengusung tema, kepolisian perairan dan udara bersama masyarakat siap meningkatkan kamtibmas dan penegakkan hukum di wilayah perairan dan penerbangan.(uka suara dinata)

Dirgahayu Polairud, semoga selalu jaya...!

Baca Selengkapnya...

03 Desember 2007

Hii.. Seraaam!

FENOMENA kesurupan massal kembali terjadi, Ahad (2/12) malam. Sedikitnya sembilan orang siswi SMKN 1 Batam yang menghuni dua pondok asrama di pojok belakang komplek sekolah itu, tiba-tiba kerasukan roh wanita. "Waduuh, sakit... sakit!" pekik para korban yang sudah dirasupi arwah gentayangan saat tubuh korban dipegangi kuat-kuat oleh temannya dibantu warga setempat. Suasananya semakin mencekam, hiii.. seram!

Sore itu, di sepetak lapangan sepak bola dalam areal sekolah, baru saja digelar acara penutupan perkemahan Pramuka SD maupun SMP se-Kota Batam yang telah berlangsung selama dua hari, 1-2 Desember. Kegiatan itu, bersempena HUT Gudep ke-VII0251-0252. Bahkan, spanduk selamat datang bagi peserta di bumi perkemahan (buper) SMKN 1 Batam, Jalan Prof Dr. Hamka itu masih terpampang di pagar besi tepi jalan.

"Mulai lepas magrib tadi sudah tiga orang yang saya tangani. Sebenarnya bukan karena apa-apa barang (hantu) itu main, dia (para siswi) ini lagi kosong pikiran dan perut, maka barang itu masuk," terang Farida, seorang ibu berjilbab hitam yang berdomisili di Perumahan Genta I Batuaji. "Tapi kalau sudah kita antar pulang, barang itu tak masuk lagi. Cuma harus diantar rame-rame sambil ngaji, baca surat Al Fatihah," imbuhnya.

Salbiah, siswi yang kesurupan, mengaku lega begitu tersadar. "Sebelumnya, saya menenangkan teman, si Bina yang kesurupan," tutur pelajar kelas II jurusan kelistrikan itu. Padahal, ketika remaja putri yang mengenakan kaos kuning itu dicengkeram pengaruh roh halus, tubuhnya kerap berontak dan terus berteriak. Ia dinyatakan pulih setelah Farida ngetes dengan beberapa pertanyaan dan menyuruhnya melafalkan kalimat syahadat.

Usai penanganan Salbiah, menyusul tiga orang siswi lainnya mendadak menjerit-jerit di dalam kamar tidur asrama. Beruntung, mereka pun akhirnya bisa diatasi. Hingga tengah malam, situasi komplek asrama masih menegangkan, seluruh penghuni asrama yang khawatir diusili hantu itu tampak berjaga-jaga dan membentuk kumpulan masing-masing. "Nggak boleh sendiri atau melamun," kata seorang siswa laki-laki.

Sejumlah siswa yang saya tanyai, menceritakan. Kesurupan pertama menimpa Devi, siswi kelas I. "Devi kesurupan saat perjalanan dari Perumahan Putri Tujuh. Sewaktu di jalan saja tingkahnya sudah aneh, sampai di warnet yang ada wartelnya di ruko depan sekolah itu, dia nangis-nangis," ulas para pelajar laki-laki. Devi setelah lepas dari belenggu hantu kemudian dijemput orangtuanya dan dibawa pulang ke rumahnya di Kampung Cate, Kecamatan Galang.

Data yang berhasil saya himpun hingga tengah malam itu, sedikitnya sembilan orang siswi yang sempat dirasuki roh wanita usil antara lain, Devi, Titin, Neli, Wati, Nurhayati, Fitri, Salbiah, Bina dan Mira. Mereka merupakan para siswi yang masih mengenyam pendidikan dari berbagai bidang jurusan, serta dari tingkatan kelas berbeda. Peristiwa kesurupan rame-rame itu, cukup menyedot perhatian warga sekitar. Sebagian pelajar seketika berwudlu lalu mengaji, sebab dengan itu diyakini hantunya segera pergi.

Lapangan dan Hutan Kecil yang Angker

KESURUPAN massal di asrama SMKN 1 Batam pertama kalinya dalam dekade empat tahunan, selama ini kalau pun terjadi biasanya perorangan saja dan berlangsung sebentar. Demikian dibeberkan Dodi (25), selaku ketua pelaksana harian yang mengurusi dua bangunan asrama di sudut belakang komplek sekolah itu.

"Sering sih tidak, cuma hari biasanya paling ada yang pingsan dulu, satu orang dan bisa kita atasi. Nah, kali ini kok rame yang kena, makanya kami langsung panggil guru-guru, kepala sekolah dan warga Perumahan Putri Tujuh di depan itu. Mereka datang rame kemari," ujarnya.

Menurut pria berperawakan sedang yang tengah malam itu mengenakan stelan kaos merah berlogo Pemprov Kepri di dada kanannya itu, total keseluruhan pelajar yang menghuni asrama jumlahnya mencapai 67 orang. "Perempuan ada lebih dari duapuluhan, sisanya laki-laki. Mereka kebanyakan anak-anak hinterland, sebagian dari pulau-pulau," jelas Dodi disela kesibukannya menangani siswi-siswi yang kesurupan bergiliran.

Arwah gentayangan yang usil menganggu ketenangan sejumlah siswi, sedari pukul 18.30 sampai pukul 23.30 WIB malam itu, dalam dugaan Dodi merupakan jebolan setan-setan yang berdiam di hutan kecil dan sepetak lapangan bola di atas bukit yang telah dipangkas rata dekat Guest House SMKN 1 Batam. "Bisa jadi di lapangan bola, sebab biasanya kesurupan mulai dari sana (sambil menunjuk). Atau bisa juga dari hutan kecil itu (seraya menoleh ke rimbun pepohonan), di situ ada pohon besarnya," tutupnya.

Saya berkesempatan mengamati suasana lapangan yang remang tanpa lampu penerangan, di dua ujung hamparan tanah itu, dua buah tiang gawang besi bercat putih tampak tegak tak ada jaring-jaringnya. Sepetak lapangan itu dikelilingi bangunan aula, asrama, serta deretan lokal kelas dan kantor. Pada sisi gelap lainnya, berjajar perkampungan warga. Semak belukar ditumbuhi pepohonan, diapit asrama dan bangunan milik sekolah.(uka suara dinata)

Baca Selengkapnya...