03 Desember 2007

Hii.. Seraaam!

FENOMENA kesurupan massal kembali terjadi, Ahad (2/12) malam. Sedikitnya sembilan orang siswi SMKN 1 Batam yang menghuni dua pondok asrama di pojok belakang komplek sekolah itu, tiba-tiba kerasukan roh wanita. "Waduuh, sakit... sakit!" pekik para korban yang sudah dirasupi arwah gentayangan saat tubuh korban dipegangi kuat-kuat oleh temannya dibantu warga setempat. Suasananya semakin mencekam, hiii.. seram!

Sore itu, di sepetak lapangan sepak bola dalam areal sekolah, baru saja digelar acara penutupan perkemahan Pramuka SD maupun SMP se-Kota Batam yang telah berlangsung selama dua hari, 1-2 Desember. Kegiatan itu, bersempena HUT Gudep ke-VII0251-0252. Bahkan, spanduk selamat datang bagi peserta di bumi perkemahan (buper) SMKN 1 Batam, Jalan Prof Dr. Hamka itu masih terpampang di pagar besi tepi jalan.

"Mulai lepas magrib tadi sudah tiga orang yang saya tangani. Sebenarnya bukan karena apa-apa barang (hantu) itu main, dia (para siswi) ini lagi kosong pikiran dan perut, maka barang itu masuk," terang Farida, seorang ibu berjilbab hitam yang berdomisili di Perumahan Genta I Batuaji. "Tapi kalau sudah kita antar pulang, barang itu tak masuk lagi. Cuma harus diantar rame-rame sambil ngaji, baca surat Al Fatihah," imbuhnya.

Salbiah, siswi yang kesurupan, mengaku lega begitu tersadar. "Sebelumnya, saya menenangkan teman, si Bina yang kesurupan," tutur pelajar kelas II jurusan kelistrikan itu. Padahal, ketika remaja putri yang mengenakan kaos kuning itu dicengkeram pengaruh roh halus, tubuhnya kerap berontak dan terus berteriak. Ia dinyatakan pulih setelah Farida ngetes dengan beberapa pertanyaan dan menyuruhnya melafalkan kalimat syahadat.

Usai penanganan Salbiah, menyusul tiga orang siswi lainnya mendadak menjerit-jerit di dalam kamar tidur asrama. Beruntung, mereka pun akhirnya bisa diatasi. Hingga tengah malam, situasi komplek asrama masih menegangkan, seluruh penghuni asrama yang khawatir diusili hantu itu tampak berjaga-jaga dan membentuk kumpulan masing-masing. "Nggak boleh sendiri atau melamun," kata seorang siswa laki-laki.

Sejumlah siswa yang saya tanyai, menceritakan. Kesurupan pertama menimpa Devi, siswi kelas I. "Devi kesurupan saat perjalanan dari Perumahan Putri Tujuh. Sewaktu di jalan saja tingkahnya sudah aneh, sampai di warnet yang ada wartelnya di ruko depan sekolah itu, dia nangis-nangis," ulas para pelajar laki-laki. Devi setelah lepas dari belenggu hantu kemudian dijemput orangtuanya dan dibawa pulang ke rumahnya di Kampung Cate, Kecamatan Galang.

Data yang berhasil saya himpun hingga tengah malam itu, sedikitnya sembilan orang siswi yang sempat dirasuki roh wanita usil antara lain, Devi, Titin, Neli, Wati, Nurhayati, Fitri, Salbiah, Bina dan Mira. Mereka merupakan para siswi yang masih mengenyam pendidikan dari berbagai bidang jurusan, serta dari tingkatan kelas berbeda. Peristiwa kesurupan rame-rame itu, cukup menyedot perhatian warga sekitar. Sebagian pelajar seketika berwudlu lalu mengaji, sebab dengan itu diyakini hantunya segera pergi.

Lapangan dan Hutan Kecil yang Angker

KESURUPAN massal di asrama SMKN 1 Batam pertama kalinya dalam dekade empat tahunan, selama ini kalau pun terjadi biasanya perorangan saja dan berlangsung sebentar. Demikian dibeberkan Dodi (25), selaku ketua pelaksana harian yang mengurusi dua bangunan asrama di sudut belakang komplek sekolah itu.

"Sering sih tidak, cuma hari biasanya paling ada yang pingsan dulu, satu orang dan bisa kita atasi. Nah, kali ini kok rame yang kena, makanya kami langsung panggil guru-guru, kepala sekolah dan warga Perumahan Putri Tujuh di depan itu. Mereka datang rame kemari," ujarnya.

Menurut pria berperawakan sedang yang tengah malam itu mengenakan stelan kaos merah berlogo Pemprov Kepri di dada kanannya itu, total keseluruhan pelajar yang menghuni asrama jumlahnya mencapai 67 orang. "Perempuan ada lebih dari duapuluhan, sisanya laki-laki. Mereka kebanyakan anak-anak hinterland, sebagian dari pulau-pulau," jelas Dodi disela kesibukannya menangani siswi-siswi yang kesurupan bergiliran.

Arwah gentayangan yang usil menganggu ketenangan sejumlah siswi, sedari pukul 18.30 sampai pukul 23.30 WIB malam itu, dalam dugaan Dodi merupakan jebolan setan-setan yang berdiam di hutan kecil dan sepetak lapangan bola di atas bukit yang telah dipangkas rata dekat Guest House SMKN 1 Batam. "Bisa jadi di lapangan bola, sebab biasanya kesurupan mulai dari sana (sambil menunjuk). Atau bisa juga dari hutan kecil itu (seraya menoleh ke rimbun pepohonan), di situ ada pohon besarnya," tutupnya.

Saya berkesempatan mengamati suasana lapangan yang remang tanpa lampu penerangan, di dua ujung hamparan tanah itu, dua buah tiang gawang besi bercat putih tampak tegak tak ada jaring-jaringnya. Sepetak lapangan itu dikelilingi bangunan aula, asrama, serta deretan lokal kelas dan kantor. Pada sisi gelap lainnya, berjajar perkampungan warga. Semak belukar ditumbuhi pepohonan, diapit asrama dan bangunan milik sekolah.(uka suara dinata)

Baca Selengkapnya...