28 Maret 2008

Ayat-ayat Cinta tak Sehebat Spiderman

NONTON Film Ayat-ayat Cinta membuat saya teringat Film Spiderman 3 yang belum lama menghilang dari layar bioskop di Indonesia. Memang, bila kita telaah luarnya dua drama itu hampir mirip magnetnya. Gampangannya sama-sama "menghipnotis" penonton hingga merasakan seolah berada di negeri yang terkenal dengan padang pasirnya itu atau sekedar berkelana di antara gedung-gedung pencakar langit di kota New York, Amerika. Mulai dari intrik percintaan, arti sebuah persahabatan, ketidakcocokan, serta sesuatu yang menegangkan...

Sejak Ayat-ayat Cinta menggeser jadwal pemutaran film lainnya, nyaris suasana studio yang beberapa waktu lalu boyongan dari Jalan Raden Patah, Lubukbaja itu tak pernah sepi penonton. Untuk menampung keinginan dan rasa penasaran warga terhadap sandiwara polesan sutradara Hanung Bramantyo yang mengutip hasil tulisan novelis Habiburrahman Al Shirazy yang merupakan alumni Universitas Al-Azhar, Cairo itu, terpaksa manajeman Studio 21 Batam membuka pintu dua theatre sekaligus. Belakangan setelah ditontoni para pejabat lokal Provinsi Kepulauan Riau, malah cukup satu ruangan theatre saja masih muat.

Kita patut maklum pengunjung bioskop mewah itu menyurut, sebab banyak aspek yang melatarbelakanginya, salah satunya peredaran VCD bajakan yang seakan tak mau kalah ikutan kejar tayang. Harganya pun terjangkau oleh kalangan non penggemar film, Rp10 ribu saja bisa diputar berulang-ulang di rumah, nonton bareng se-RT, atau dipinjamkan gratis dari pintu ke pintu se-RW. Bukan main kan? Ya memang begitulah Ngeri kita, eeh salah, Negeri kita maksudnya. Asal ada yang lebih murah, birokrat berdasi pun mau juga ngembat!

Fenomena apalagi yang kini muncul, kok tiba-tiba para pejabat latah nonton film berbumbu asmara di layar lebar. Apa karena dunia politik tak lagi selebar dulu? Atau karena tingkat stres kerja semakin meluap dan membumbung di ubun-ubun? Menurut saya, itulah gaya orang kita, suka demam dadakan. Lihatlah, salah satu televisi swasta saja bikin program Dangdut Dadakan, tanggapan masyarakat pun meledak luar biasa atau mungkin ada yang binasa! Ada yang mendadak "berkebun" lewat blog cuma biar dipandang pimpinan yang gemar ngeblog, ada pula yang kelojotan merangkai kata-kata untuk berpuisi supaya cepat dapat posisi. Wah, zaman goyang serba dadakan.

Bravo Ayat-ayat Cinta, meski tak sehebat Spiderman 3, tapi daya pikat cerita bohong-bohonganmu faktanya mampu menggaet Presiden Republik Indonesia, Soesilo Bambang Yudhoyono untuk meluangkan waktu menggandeng istri tercintanya, Kristiani Herrawati alias Ani Yudhoyono dan sederet pejabat publik lainnya. Entahlah, mungkin karena pesonamu yang menebarkan sisi pendidikan, pemahaman, serta pengalaman tentang nilai-nilai Islami yang di dalam urat nadinya senantiasa mengajak setiap insan agar hidup rukun tanpa pandang suku, agama, ras dan antar golongan.


Apapun komentar orang memuji-mu, ingat! masih banyak yang "mengolok-olok" kekurangmaksimal penggarapan lokasi shootingmu. Ada teman bertanya, kenapa harus ke India? kok tidak langsung ke Arab sana? Kan lebih mustajab daripada negeri Punjab yang jarang terdengar Ayat-ayat Cinta versi Al Qur'an. Di India orang awam lebih mengenal dendangan ala dangdut yang kerap diwarnai penampilan joget mengumbar aurat, pamer pusar lalu finish ciuman.

Ipda Mulizaldi
Kaur Bin Ops Sat Lantas Poltabes Barelang saat masih menjabat Kepala SPK A Poltabes Barelang
SETELAH menonton Spiderman 3, menurut saya sama saja dengan Film Spiderman sebelumnya. Action dan alur ceritanya sama. Happy ending.. Mulai dari aksi, gaya, animasinya sama dengan Spiderman 1 dan Spiderman 2. Terutama kalau saya simak pada special effectnya, baik pada saat binatang sedang merayap atau sesi lainnya. Khusus Spiderman 3 saya nonton baru sekali, sedangkan Spiderman 1 dan 2 masing-masing sudah saya tonton sampai dua kali. Intinya semua sama saja.

Suwarsono
Sekuriti Studio 21 Nagoya Hill
JIKA dibandingkan dengan Film Naga Bonar jadi 2, memang Spiderman 3 kalau saya lihat lebih banyak penontonnya. Rata-rata anak-anak dan remaja hampir imbang, lebih lagi kalau hari Minggu, mereka ramai dari siang sampai sore. Anak-anak banyak mendominasi pada hari Senin, mulai dari pertunjukkan satu sampai ke-dua, mungkin karena ada Nomat (nonton hemat). Kami memang tidak memperkenankan masuk, bagi mereka yang hendak menonton tapi masih mengenakan seragam sekolah. Repotnya, kalau kita menghadapi pengunjung yang tetap memaksakan diri untuk membawa bekal makanan dari luar. Memang, ada yang mau mengerti kemudian menitipkannya di loker yang kami sediakan, tapi ada juga yang tidak terima dan emosi.

Parningotan Tampubolon
PHL Operator Poltabes Barelang
CINTA, perjuangan melawan angkara murka, sampai lika-liku hidup demi mempertahankan kesetiakawanan (solidaritas) antar teman, tertuang dalam Film Spiderman 3 yang pernah saya tonton. Bila kita pahami, sikap persahabatan yang masih dipupuk Peter (tokoh Spiderman 3) dan teman-teman semasa sekolahnya itu, perlu kita suri tauladani. Ternyata, persahabatan sejati bisa melebihi dari manisnya kasih sayang. Dengan persahabatan, rasa dendam juga bisa diredam. Yang lebih penting lagi, sahabat yang baik bisa membantu dalam setiap kesusahan, serta dapat berbuat yang bermanfaat bagi semua orang.

Setelah kita simak apa kata mereka, membuktikan Ayat-ayat Cinta berbeda jauh dengan Spiderman 3. Alasannya, biarpun sudah beberapa hari diputar, namun Film Spiderman 3 yang isinya sarat dengan campuran animasi itu cukup mendapat tempat di hati para penikmat film. Saya masih ingat, hari itu Jumat bulan Mei tahun lalu, saat jarum jam menunjuk pukul 19.30 WIB, tiket untuk quota Theatre 3 yang juga memutar Spiderman 3 telah ludes terjual. Akhirnya, saya cuma berpeluang nonton di Theatre 1 yang tersisa, itu pun sudah tak ada bisa memilih tempat duduk dari 304 jumlah kursi yang dibagi pada dua lorong. Tak bisa asal duduk di titik favorit saya, pas di tengah paling belakang, maklum mesti mengalah pada pembeli tiket sebelumnya.

Walau tak sepanjang antrean pembeli tiket seperti terlihat pada hari sebelumnya, saat Spiderman 3 diputar di tiga theatre sekaligus, malam itu loket masih saja diserbu calon penonton, hampir imbanglah dengan film nasional lainnya yang kebetulan diputar juga. Film Naga Bonar jadi 2 dan Suster Ngesot yang animo penontonnya masih rata-rata air saja. Sambil menunggu pemutaran Midnight Show di Theatre 1 dimulai pukul 21.40 WIB, beberapa calon penonton yang sempat saya tanyai, mengatakan kalau Spiderman 3 lebih seru dari Spiderman sebelumnya. Alasannya, kali ini Peter, tokoh dalam lakon itu, sempat menjadi sosok kontroversial dengan dua karakter, tenang tapi kadang beringas. "Kata teman-temanku yang sudah pernah nonton, Spiderman 3 lebih dahsyat. Pertarungan dan jalan ceritanya mengharukan," kata Yanto (26). Pendapat berbeda dilontarkan Siska, satu diantara tiga orang temannya. "Menurut aku sama saja dengan Naga Bonar jadi 2, harga tiketnya sama he...he...he," celetuknya diembel-embeli ketawa keklek-keklek.

Mulai dari awal cerita, berbagai adegan mengejutkan dan membuat kaget pengunjung. Apalagi ditunjang dengan kekuatan soundsystem yang menggelegar menambah serunya suasana. Penonton Studio 21 seolah dibawa untuk melihat langsung aksi-aksi memukau Sang Spiderman di New York, bersama warga kota yang mengelu-elukan sang pendekar laba-laba itu. Tak sedikit penonton takjub, terkesima saat aktor pujaannya itu berubah sifat menjadi beringas. Ketika jubah laba-laba hitam menggeragoti kulitnya dan menguasai separuh fikirannya, menjadi sosok yang gampang emosi. Untunglah, agama kuat dipegangnya, sehingga pengaruh iblis itu cepat diatasi dan dibuang dari kehidupannya.

Tak kalah dengan kisah Romeo-Juliet, soal cinta Spiderman pun punya jurus jitunya. Melalui ciuman dan lumatan bibir yang cukup kental, Peter berusaha mempertahankan kasih dan sayangnya kepada kekasihnya yang seorang biduan. Bukti cintanya, seperti terlihat ketika ia berjuang keras menyelamatkan sebuah cincin tanda ikatan asmara itu. Sementara, deru mesin dan dentuman besi-besi berbenturan mewarnai duel hebat Spiderman, jantung penonton dibuat berdegub, menyaksikan kepiawaannya dalam bertarung di awang-awang diantara lorong-lorong gedung-gedung pencakar langit. Adahal yang mustahil, ada semua mimpi kemungkinan terjadi. Seruu buanget dach..!

Film Spiderman 3 sendiri membuat sibuk kru Studio 21, Nagoya Hill. Disebutkan Manajer Studio 21, Mario melalui Teknisinya, Pramono, dibutuhkan pengamanan ekstra dari pihaknya, termasuk menyiagakan sekuriti. Ini pantas dilakukan, karena dari 4 studio yang ada, pernah Spiderman 3 diputar di 3 studio dengan jam tayang 4-5 kali per studio. Spiderman 3 ditayangkan serentak di Indonesia, termasuk Batam, tanggal 2 Mei tahun lalu. Awalnya Studio 21, Nagoya Hill, menyiapkan teatre 1 dan 2 untuk memutarnya. Namun dua hari setelah pemutaran, jumlah penonton tak tertampung. Mau tak mau, studio 3 dipakai juga. Penayangan Spiderman 3 di tiga studio ini berlangsung dari tanggal 4 - 9 Mei, sedangkan mulai 10 Mei kembali ke 2 studio.

Berapa jumlah penonton yang menyaksikan Spiderman 3, mari kita hitung. Studio 1 dan 2 memiliki 304 tempat duduk, sedangkan studio 3 dan 4 195 tempat duduk. Jika kita ambil penayangan di 3 studio saja, setiap kali diputar ditonton 803 orang, ini berdasar jumlah kursi di studio 1 - studio 3. Diambil 4 kali penayangan saja sudah mencapai 3.212 penonton, dikalikan 9 hari penayangan di 3 studio didapatkan angka 28.908. Ini belum termasuk penonton saat diputar di 2 studio, yakni tanggal 2 dan 3 Mei serta mulai tanggal 10 Mei hingga hari ini.

Dalam sejarah Studio 21 di Batam, lanjut Pramono yang sudah 6 tahun bekerja di tempat ini, Spiderman rela membuat penonton memboking tiketnya terlebih dahulu karena takut kehabisan. "Sebenarnya banyak yang membooking lewat telepon, tetapi tak bisa dilayani karena tak mungkin mengabaikan warga yang datang sendiri ke studio untuk membooking," kata Pramono. Pembookingan dibuka saat penonton yang sudah datang ternyata tak kebagian tiket. Bahkan pernah ada calon penonton yang bersedia membooking setengah dari jumlah kursi yang ada, tetapi tak dilayani karena ia melakukannya melalui telepon. Penonton menyemut khususnya pada hari Sabtu, Minggu dan Senin.

Sekali Tayang 803 kursi
Sehari 3.212 Orang
Sembilan Hari 28.908 Orang


Kendati pemutaran perdananya di Amerika Serikat 4 Mei tahun lalu, heboh film Spiderman 3 sudah menggema di seantero dunia pada waktu itu, termasuk juga Indonesia. Bahkan, ada mal yang telah memajang patung Spiderman 3 di pusat mal tersebut. Menurut Sam Raini, sang sutradara, inilah sekuel terakhir film Spiderman yang pertama kali dibuatnya tahun 2002 dan spiderman 2 (2004). “Sulit untuk meneruskannya lagi, karena ide saya sudah mandeg,” ujarnya seperti dilansir dari majalah Premiere, USA.

Apa yang menarik dari sekuel film superhero tersebut? Dari posternya, spiderman 3 jelas sudah mengundang perhatian dan tanya, ada apa dengan Spiderman yang berubah menjadi hitam? Inilah satu daya tarik dan fokus penceritaan pada Spiderman 3; Spiderman berganti kostum dan mendapatkan musuh terbesar dibanding sebelumnya: yaitu dirinya sendiri. Di samping tiga musuh lainnya: New Goblin (Harry Osborn), The Sandman dan Venom. Tidak hanya melawan dirinya sendiri, serta musuh-musuh yang menyerang kota, Peter Parker (Tobey Maguire) juga terhadang masalah hubungannya dengan Mary Jane Watson (Kirsten Dunst).

Perubahan sikap Peter dan adanya satu tokoh baru, teman kampus Peter, Gwen menambah rumit masalah. Konon, untuk film yang menghebohkan ini, menghabiskan biaya produksi sangat besar yaitu sekitar $250 juta atau sekitar 250 triliun rupiah. Yang penasaran, tentunya sudah pantengin bioskop-bioskop yang sudah merancang untuk menayangkannya tangal 2/5 depan di Jakarta. Pemutaran Spiderman 3 lebih cepat 2 hari dibanding di AS, diprediksi untuk menghindari pembajakan.

Berharap Masuk Klub Film

Spiderman 3 kini di jalur masuk untuk menjadi anggota klub film elite dengan pemasukan satu miliar dolar, menyusul keberhasilannya mencetak rekor box office dengan pemasukan spektakuler di seluruh dunia pada akhir pekan pembukaannya, demikian menurut angka yang disiarkan pada masa itu. Film laris tersebut membukukan rekor akhir pekan pembukaan di hampir 30 negara, menyusul rilisnya pekan lalu dan menutup biaya produksi seberar 258 juta dolar dalam tempo beberapa hari saja. Pernyataan dari Sony Pictures Entertainment, mengemukakan penghasilan akhir di seluruh dunia mencapai hasil yang mengesankan sekali, yakni sebesar 382 juta dolar. Ini merupakan pemasukan tertinggi dalam sejarah perfilman.

Para analis menyatakan mereka memperkirakan Spiderman 3 akan menjadi salah satu dari empat film dalam sejarah yang mampu menghasilkan pemasukan lebih dari satu miliar dolar, setelah Titanic, Lord of the Rings: Return of the King dan Pirates of the Carribbean: Dead Man`s Chest. SpidermMan 3 baru saja terbang melintasi apa yang diharapkan terhadapnya," ujar Gitesh Pandya, seorang analis pada boxofficeguru.com. "Film itu telah menghancurkan rintangan di depannya" imbuh Gitesh. Sony menjelaskan filmnya menguasai puncak box office di 107 wilayah di seluruh dunia dan membuat rekor baru sebagai film yang menghasilkan pemasukan terbanyak sepanjang masa di 29 negara, termasuk AS, Kanada, Jepang, Korea Selatan dan China.

Prestasi Titanic

Di Amerika Serikat, Spiderman 3 menghasilkan pemasukan senilai 151 juta dolar, sehingga dengan mudah mengungguli rekor sebelumnya yang dicetak Pirates of the Caribbean : Dead Man`s Chest pada tahun lalu sebesar 135,6 juta dolar pada tiga hari pertamanya. "Pada akhir pekan lalu, lebih dari 80 persen pengunjung bioskop di seluruh dunia memilih Spiderman 3 dan kita tak bisa terlalu bergembira dengan peneriman global film ini," kata Jeff Blake, vice chairman Sony Pictures Entertainment, seperti dikutip AFP.

Pemasukan tertinggi dalam sejarah film dicapai oleh Titanic, yang menghasilkan pemasukan lebih dari 1,8 miliar dolar di seluruh dunia sejak rilisnya pada 1997. "The Lord of the Rings: The Return of the King pada 2003 membukukan pemasukan senilai 1.1 miliar dolar dan Pirates of the Caribbean: Dead Man`s Chest pada 2006 sebesar 1 miliar dolar.Pandya sempat meragukan Spiderman 3 akan mampu mengalahkan film bencana maritim heroik garapan James Cameron itu, namun ia menyatakan keyakinannya film manusia laba-laba yang diperankan Tobey Maguire ini dapat menembus angka satu miliar dolar.

Adakah sekuel berikut?

Keberhasilan spektakuler Spiderman 3 akan memberikan jaminan sekuel berikutnya pada film serial populer tersebut, dengan para eksekutif Sony dengan berani meramalkan akan munculnya sekuel-sekuel lainnya. "Akan muncul film keempat, kelima, keenam dan ketujuh," ujar seorang analis kepada jurnal hiburan Daily Variety. Namun demikian, kemungkinan Spiderman 3 menjadi film terakhir dalam serial itu telah disampaikan oleh Maguire, yang mengatakan dalam wawancara pada awal bulan itu: "Bagi saya, tampaknya film ini merupakan titik alamiah bagi tim untuk berpisah. Film tersebut terasa seperti sebuah trilogi bagi saya dan film itu seperti titik akhirnya," katanya menambahkan.

Tertinggi Sejak 2005

Para kritikus Amerika memberikan ulasan yang kurang bergairah pada sekuel baru garapan Sam Raimi ini, dengan Chicago Sun Times menyatakan film tersebut terlalu banyak menyuguhkan "adegan lambat" dan Los Angeles Times menyebut film itu sebagai "bergerak kurang lancar". New York Post menyatakan film berdurasi 140 menit itu "terlalu panjang dan rumit", sedangkan Entertainment Weekly menyebut film itu "kurang terjaga alurnya". Namun begitu, Spiderman 3 meraih jumlah penonton yang besar di AS dan luar negeri.
Menurut Columbia Pictures, kisah superhero itu telah menghasilkan 227 juta dolar di mancanegara sejak memulai kampanye internasionalnya pada 1 Mei.

Dengan demikian, total pemasukan globalnya telah mencapai 375 juta dolar. Angka ini merupakan pembukaan tertinggi sejak 2005, ketika film Star Wars: Episode III - Revenge of the Sith mencetak pemasukan senilai 254 juta dolar pada debut akhir pekannya. Spiderman 3 mencetak rekor akhir pekan pertamanya di Jepang, Korea Selatan, Rusia, Italia, Meksiko dan Brazil, kata Columbia.

Pemasukan akhir pekan di Jepang mencapai 26,5 juta dolar, disusul di Inggris dengan 23 juta dolar dan Perancis dengan 22 juta dolar. Spiderman 3 Tayang Perdana di Internet. Penggemar berat Film Spiderman 3 kala itu tak perlu khawatir harus berdesak-desakkan atau bahkan ketinggalan ketika ingin menyaksikan tayangan perdana (premier) filmnya. Sebab, premier Spiderman 3 juga hadir via online. Webuser yang dikutip detikNET melansir tayangan itu diputar oleh American Online (AOL). Yaitu salah satu perusahaan penyedia jasa internet yang diklaim sebagai yang terbesar di dunia.

"Ini merupakan tujuan kami (AOL-red) untuk menyediakan konten yang unik serta berkualitas bagi pelanggan, dan keterlibatan kami di Spiderman 3 menggambarkan hal itu," tutur Dan Patton, kepala divisi entertainment digital AOL. Lebih lanjut Patton menjelaskan, perusahaannya tidak akan memanjakan penonton hanya dengan memutarkan film saja, tetapi acara red carpet para bintangnya dari Leicester Square juga turut dihadirkan. Sayangnya tidak semua pengguna internet di seluruh dunia bisa menyaksikan aksi Peter Parker di dunia maya.

Pasalnya, tayangan ini hanya ditujukan bagi pelanggan AOL, sehingga bagi mereka yang ingin menyaksikan terlebih dahulu harus login di portal AOL. Spiderman 3 dijanjikan menyuguhkan aksi memukau si manusia laba-laba menghadapi dua musuh baru yakni, Sandman dan Venom. Salah satu film yang ditunggu-tunggu, Spiderman 3, akhirnya diputar serentak di seluruh bioskop di Indonesia, mulai Rabu 2 Mei 2007 lalu. Pemutaran di Indonesia itu merupakan yang kedua di dunia setelah di Jepang pada 1 Mei silam, dan lebih cepat daripada di Amerika Serikat dan belahan dunia lain.

Konon, hal ini dilakukan untuk mengurangi pembajakan yang merajalela di Asia. Di ibukota Jakarta sendiri, kedatangan sang manusia laba-laba itu disambut besar-besaran dengan atraksi, game maupun kedatangan meet and greet dengan Spiderman di beberapa mall di Jakarta seperti Mall Taman Anggrek dan Mall Karawaci. "Kami memulai even khusus bagi pemutaran Spiderman 3 ini mulai tanggal 17 April hingga 13 Mei, yang termasuk ajang meet and great bersama representatif dari Sony Pictures yang menjadi Spiderman," kata PR and Communications Executive Mall Taman Anggrek, Yunny Christine, Rabu. Menurut Yunny, pengunjung mal bertambah sekitar lima persen pada hari biasa dan hingga 10 persen pada akhir pekan, terutama anak-anak yang ingin bermain di arena khusus pameran Spiderman 3 yang khusus disediakan mal tersebut.

"Apalagi bertepatan dengan habis ujian anak sekolah dan film ini memang satu dari tiga film yang paling diantisipasi tahun ini, selain Pirates of The Caribbean 3 dan Shrek 3," ujar Yunny. Promosi besar-besaran itu bukan yang pertama kali dilakukan, beberapa film superhero lain juga mendapatkan "perlakuan" yang sama sepertiBatman, X-Men, atau Superman Returns. Spiderman 3 mengisahkan kejadian setelah adegan akhir dari Spiderman 2. Film yang disutradarai Sam Raimi ini dibintangi oleh Tobey Maguire sebagai Spiderman/eter Parker dan Kirsten Dunst sebagai Mary Jane Watson.

Di film ketiga ini juga Spiderman mengungkapkan sisi gelap dan agresifnya dengan dirasuki oleh makhluk luar angkasa. Sementara ia juga harus menghadapi anak musuh bebuyutannya, Harry Osborn (diperankan oleh James Franco) yang bertekad untuk membalas dendam atas kematian ayahnya Green Goblin. Pada saat yang sama Spiderman juga mengejar pembunuh pamannya yaitu ‘Sand Man’ alias Flint Marko (Thomas Haden Church) dan Erick Brock (Topher Grace) yang bermusuhan dengan Peter Parker dan mendapatkan kekuatan dengan tidak sengaja.

Film produksi Sony Pictures itu dikabarkan menelan biaya hingga 250 juta dolar AS (sekira Rp2,275 triliun), jumlah yang terhitung sangat besar, bahkan untuk ukuran Hollywood sekalipun dan telah berhasil mengumpulkan 1,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau saat ini sekira Rp14,4 triliun dari dua film sebelumnya. Stan Lee Akhirnya Dapat 10 Persen dari Keuntungan Film Spiderman Pencipta Spiderman, Stan Lee, memenangkan perkara pengadilan dengan perusahaan komik Marvel, yang memproduksi kisah manusia laba-laba itu. Hakim memutuskan, Lee mendapatkan 10 persen dari keuntungan yang diperoleh Marvel atas sukses film Spiderman.

Film Spiderman dan sekuelnya mendapat hasil sebanyak 1,6 miliar dolar AS dari catatan penjualan di seluruh dunia. Ketika Hollywood memfilmkan tokoh jagoan itu, Marvel menganggap tak perlu berbagai royalty dengan Stan Lee karena perusahaan itu menguasai hak cipta komik Spiderman. Namun, pengadilan Amerika Serikat berpendapat lain. Lee (82) kini berhak pula atas keuntungan itu karena dia adalah pencipta tokoh Spider Man pada tahun 1962. Pengacaranya mengatakan jumlah pembagian keuntungan tidak diragukan lagi bisa mencapai puluhan juta dolar.

Lee memilih jalan pengadilan atas perkara ini pada tahun 2002 setelah Marvel tidak membagikan keuntungan padanya dari hasil penjualan film layar lebar pertama Spiderman. "Saya sangat puas dengan keputusan hakim, saya sangat cinta pada Marvel dan orang-orang di dalamnya, dan saya sangat menyesali kejadiannya harus seperti ini," ujar Lee kepada BBC. Keputusan tersebut juga menggariskan, Lee akan mendapat keuntungan dari penjualan DVD dan merchandise-nya. Marvel mengaku kecewa dan tidak bisa menerima keputusan tersebut yang bisa berdampak bagi keuangan Marvel di tahun 2004 dan tahun-tahun sebelumnya. Asal tahu saja, selain Spiderman, Lee juga mencipta karakter lain yang tak kalah terkenal seperti The Incredible Hulk, X-Men, Daredevil dan Fantastic Four.

Spiderman Buka Topeng

Tabu terbesar dalam dunia kepahlawanan komik dilanggar oleh Spiderman. Dalam edisi komik Marvel terbarunya "Civil War," Spiderman melakukan hal mengejutkan dengan melepaskan topeng khas laba-labanya di depan publik untuk membuka jati diri aslinya. "Saya bangga dengan diri saya sendiri, dan saya ada di sini saat ini untuk membuktikannya," Manusia laba-laba itu mengucapkan hal tadi di konferensi pers yang diadakan di Times Square, New York, sebelum ia melepaskan topeng legendaris dari wajahnya. Dan terkuaklah sebuah wajah di depan kumpulan reporter. Wajah Peter Parker, fotografer sebuah koran. "Ada pertanyaan?" Parker bertanya di saat flash kamera menghujani wajahnya.
Dalam pernyataannya, Marvel mengakui bahwa adegan Spiderman yang satu itu memang adegan paling paling sekali bikin kaget sepanjang sejarah buku komik. Para jagoan penentang kejahatan yang ta terkalahkan terbagi menjadi dua kubu yang berbeda. Yang satu setuju dengan peraturan pemerintah (termasuk Spiderman), kubu yang satu lagi menolak untuk melepaskan anonimitas (termasuk kapten Amerika).

Serial Popcorn yang Menarik Diapresiasi

Mempertahankan daya tarik serial sebuah film, bukanlah pekerjaan gampang. Umumnya serial sebuah film sukses cuma berkibar dalam dua seri saja, sementara serial selanjutnya akan menunjukkan perolehan angka keuntungan yang menurun dibanding dua serial sebelumnya. Kalau pun ada serial yang selalu sukses, itu hanya beberapa saja. Serial Harry Potter yang dibintangi Daniel Radcliffe, misalnya. Mulai serial pertamanya, Harry Potter and the Sorcerer's Stone (2001), Harry Potter and the Chamber of Secrets (2002), Harry Potter and the Prisoner of Azkaban (2004), dan Harry Potter and the Goblet of Fire (2005) berhasil sukses dipasaran.

Keempat film itu berhasil mengembungkan kocek produsernya, juga JK Rowling sebagai pengarang novel serial Harry Potter. Atau petualangan Kapten Sparrow dalam serial Pirates of the Caribbean yang diperankan aktor watak Johny Deep. Dari serial pertamanya, Pirates of the Caribbean: The Curse of the Black Pearl (2003), Pirates of the Caribbean: Dead Man's Chest (2006), dan serial ketiganya Pirates of the Caribbean: At World's End (2007). Dua serial berhasil membuktikan diri sebagai film yang sukses di pasaran dan serial ketiganya yang juga dibintangi aktor Hongkog Chow Yun Fa juga diyakini para kritikus dan pengamat film akan menjadi salah satu terlaris di tahun 2007 ini.

Ironis memang jika film-film yang serialnya selalu sukses, ternyata bukanlah sebuah serial film tentang sosok superhero yang menjadi simbol pembasmi kejahatan. Sebut saja serial X-Men dan Batman. Kedua serial film tersebut selalu saja gagal mengulang keuntungan yang dibukukan serial sebelumnya pada minggu-minggu pertama penayangannya. Karena itu, saat Spiderman 3 akan dirilis pada awal Mei lalu, banyak pengamat menjadi ragu dan was-was atas petualangan Superhero yang memiliki watak-watak manusiawi ini. Sehingga berbagai strategi pemasaran pun dilakukan. Salah satunya waktu penayangan yang dibuat bersamaan. Kebijakan ini dipilih sebagai cara untuk melibas para pembajak, yang selama ini dijadikan kambing hitam atas kegagalan sebuah film di pasaran.

Namun, setelah melihat Spiderman 3 berlompatan di antara gedung-gedung bertingkat di New York dan bertarung dengan beberapa musuh barunya, seperti Sandman dan Venom. Juga, kisah percintaan Spiderman dengan Mary Jane yang telah mengetahui sosok Peter Parker dibalik topeng pembasmi kejahatan, yang anti melakukan pembutuhan terhadap seorang penjahat. Secara filmis, film yang kemungkinan akan menjadi serial Spiderman terakhir yang dibintangi Tobey Maguire ini kesuksesannya berpeluang untuk melewati dua serial sebelumnya. Bagaimana tidak? Adegan-adegan pertempuran spektakuler dalam film garapan Sam Raimi ini, dapat dinikmati sejak menit pertama hingga menit terakhir.

Kelebihan inilah yang berpeluang membuat film yang alur ceritanya relatif standar ini sangat menarik untuk dikunyah bagai popcorn. Film baru dimulai sekitar 10 menit saat Spiderman (Tobey Maguire) bertarung menghadapi sahabatnya Harry Osborn (James Franco), yang memakai kostum Goblin. Adegan pertempuran yang melibatkan keduanya sangat memukau, khususnya saat keduanya duel sembari melayang di antara gang-gang sempit yang diapit dua gedung tinggi. Adegan tersebut sesungguhnya cumalah sebuah pemanasan, karena film berdurasi 140 menit ini masih menyisakan banyak 'keajaiban' Computer Generated Imagery di dalamnya. Sebut saja wujud dari karakter Sandman/ Flint Marko (Thomas Haden Church) yang luar biasa.

Sosok Flint yang semula hanyalah manusia biasa berubah menjadi manusia yang terbentuk dari sekumpulan butiran pasir, setelah tanpa sengaja terjatuh ke dalam sumur percobaan pemisahan molekul. Selain itu, penonton juga akan dibuat kagum sekaligus ngeri pada penampilan sosok monster Venom. Musuh baru Spiderman itu sebenarnya adalah peralihan wujud dari Eddie Brock (Topher Grace), karakter fotografer freelance harian Bugle yang menaruh dendam pada Peter Parker. Butuh waktu lima jam proses make up penciptaan karakter Venom yang terbalut sulur hitam yang elastis.

Selain jumlah konflik yang sepertinya terlalu banyak, tidak ada yang istimewa dalam naskah film yang dikerjakan Sam Raimi, Ivan Raimi dan Alvin Sargent ini. Peter Parker masih disibukkan dengan pilihan hidupnya sebagai jagoan, kegiatan perkuliahan yang belum juga berhasil dituntaskan, meski ia diceritakan sebagai pria kutu buku berkarakter cerdas dan kehidupan cintanya dengan Marry Jane Watson (Kirsten Dunst). Konflik berawal saat Peter bertemu dengan Harry Osborn yang masih menaruh dendam padanya. Harry menganggap Peter sebagai pembunuh ayahnya, Norman Osborn (Willem Defoe) dalam serial pertama.

Harry yang bermaksud menuntaskan dendamnya pada Peter, ternyata mengalami kecelakaan yang mengakibatkan hilangnya memori jangka pendek dari benaknya. Saat sadar dari perawatan, Harry justru merasa bahwa Peter adalah sahabat sejatinya. Sehingga ia berbalik sebagai pendamping Spiderman dalam memerangi kejahatan.
Pada sisi lain kehidupan New York, terdapat seorang ayah bernama Filnt Marco yang putrinya menderita sakit parah. Ia merasa terpaksa mencuri untuk mengobati putrinya. Saat dipenjara, ia berhasil melarikan diri dan menjadi buronan polisi sampai akhirnya terjatuh ke sumur percobaan. Bukannya tewas, Flint justru berubah menjadi Sandman yang kebal.

Informasi dari pihak kepolisian mengungkapkan, bahwa Flint adalah orang misterius yang selama ini dicari Peter Parker sebagai penembak Paman Peter, Ben. Mendengar kabar tersebut, Peter terbakar dendamnya. Dengan dukungan kekuatan gelap Venom dalam ujud lendir, warna kostum Spiderman berubah menjadi hitam. Ia kemudian memburu Sandman. Peter yang masih terpengaruh kekuatan kegelapan itu menjelma menjadi pria menyebalkan yang senang bertingkah. Tanpa perasaan ia membantai Harry, menyakiti Marry Jane dan mempermalukan saingannya yang merupakan fotografer harian Bugle, Eddie Brock (Topher Grace).

Seperti pada sekuel sebelumnya, Tobey Maguire dan Kirsten Dunst kembali tampil sebagai pasangan serasi. Baik Maguire maupun Dunst mampu menampilkan permainan yang baik. Maguire sukses menjadi karakter baik hati, kutu buku dan juga jagoan. Dalam Spiderman 3 ini karakter Peter yang sempat menjadi gelap dan bertingkah juga ia mainkan dengan cukup baik. Karakter Eddie Brock juga cukup kuat dimainkan oleh Topher Grace yang sebelumnya bermain dalam serial laris That's 70s Show.

Sebagai film yang mengangkat karakter "pendekar kebajikan" dari komik asing, Film Spiderman 3 ini layak dikategorikan sebagai salah satu yang terbaik. Ini sangat wajar mengingat special effect yang digunakan dalam film ini termasuk sangat canggih dan fantastis, selalu mampu mewujudkan perkembangan dari serial pertama hingga terakhir yang kini sudah beraksi di bioskop Surabaya, Jakarta, atau kota besar di Indonesia lainnya. Keistimewaan lainnya, diakhir cerita akan muncul sebuah sosok jagoan baru yang kemungkinan akan menjadi pendamping Spider-Man atau menjadi lawan tangguh di serial keempat yang saat ini skenarionya sudah mulai dirancang.

Sisi Hitam Sang Laba-Laba Merah

Dengan pemasukan sebesar 1,6 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau saat ini sekira Rp14,4 triliun dari dua film sebelumnya, film ketiga tokoh Marvel Comics, Spiderman, mendapat tekanan besar untuk menuai sukses yang setidak-tidaknya sama. Oleh sebab itu, pembuatan Film Spiderman 3 dikabarkan digenjot hingga menelan biaya 250 juta dolar AS (sekira Rp 2,275 triliun), jumlah yang terhitung sangat besar, bahkan untuk ukuran Hollywood sekalipun. Biaya sebesar itu digunakan untuk menciptakan efek khusus yang mengesankan dari manusia laba-laba yang berayun dari satu gedung ke gedung lain di kota New York, AS. Dari segi cerita, sutradara Sam Raimi dan saudaranya, Ivan Raimi, yang menulis "screenplay" bersama Alvin Sargent mencoba untuk menampilkan sisi gelap dari Spiderman di kisahnya yang ketiga itu.

Suatu malam ketika Spiderman atau Peter Parker (diperankan Tobey Maguire) sedang bersantai di "sarang laba-laba" di atap gedung bersama pacarnya, Mary Jane Watson (Kirsten Dunst), ada satu meteor jatuh ke bumi membawa serta makhluk hidup yang bersifat parasit. Makhluk tak berbentuk berwarna hitam itu mengeluarkan sifat agresif dari seseorang, termasuk Spiderman, yang dirasuki makhluk itu ketika sedang tidur. Maka, Peter alias Spiderman kemudian berubah menjadi agresif dan percaya diri, bahkan cenderung jahat dalam menghadapi segala persoalan yang dihadapi, termasuk sembuhnya Harry Osborn (James Franco), sahabat Peter dan sekaligus anak dari musuh besarnya, Green Goblin, yang telah meninggal.

Harry (diakhir film Spiderman 2) mengetahui identitas Spiderman sebenarnya, dan sejak saat itu bertekad untuk menuntut balas kepada Spiderman yang diduga telah membunuh ayahnya. Selain Harry, Peter juga harus menghadapi Erick Brock (Topher Grace) fotografer "freelance" yang mengincar pekerjaannya di harian The Bulge.
Spiderman juga harus melindungi kota New York dari serbuan penjahat Sand Man (Manusia Pasir), Flint Marko (Thomas Haden Church), yang dapat berubah bentuk menjadi raksasa, seperti Hulk dari pasir, tapi kuat dan tidak dapat dihancurkan lantaran dapat kembali membentuk dirinya.

Dan, seakan-akan komplikasi itu tidak cukup, sang jagoan Spiderman juga harus menghadapi masalah yang timbul dari hubungan cintanya, ketika karir Mary Jane sebagai pemain teater hancur dan membutuhkan perhatian Peter Parker maupun sosoknya sebagai Spiderman. Sementara itu, Spiderman yang sedang dirasuki mahkluk angkasa luar yang membuatnya jadi agresif serta kesibukannya mengejar Sand Man, yang ternyata membunuh pamannya Ben (Cliff Robertson), membuatnya tidak punya waktu untuk Mary Jane yang sedang merajuk mencari perhatian. Sisi gelap sang Spiderman itu ditampilkan dengan berubahnya kostum laba-laba merah biru menjadi hitam setelah makhluk dari angkasa luar itu merasukinya.

Ragam peristiwa yang mengelilingi Spiderman itu mungkin terlihat berlebihan, seakan-akan semua hal di sekeliling Spiderman mencari masalah, namun para penulis naskah berhasil membuatnya saling terkait secara apik dan tidak terlalu mencolok, meskipun memang terlihat klise. Fokus utama tentu saja kepada efek khusus yang dikerjakan oleh tim dari Sony Pictures Imageworks Inc. di bawah pimpinan Scott Stokdyk, yang pernah memenangkan Piala Oscar bagi kreasinya dibidang efek khusus, dan ia juga yang menangani dua film Spiderman sebelumnya.

Sebagai film ketiga yang biasanya merupakan film terakhir dari sebuah franchise, Spiderman 3 memberikan apa yang seharusnya ditawarkan oleh film penutup, yakni kesimpulan dari berbagai hal yang menjadi pertanyaan dari film-film sebelumnya. Dalam kasus ini, misalnya, dijelaskan mengenai pembunuhan Paman Ben dan tentang musuh pertama Spiderman, Green Goblin, yang diwakili oleh balas dendam sang anak, Harry, yang merupakan teman dekat Peter Parker. Rumor yang beredar di Hollywood menyebutkan bahwa Spiderman 3 mungkin merupakan film terakhir tentang manusia laba-laba yang akan dibuat, namun pihak Sony Pictures belum memberikan penegasan mengenai hal tersebut.

Ada juga anggapan bahwa Spiderman 3 adalah film terakhir yang digarap oleh Sutradara Sam Raimi dan bintang-bintangnya, Tobey Maguire dan Kirsten Dunst, yang menyebabkan Dunst sempat mengingatkan bahwa "Tanpa dirinya dan Maguire, Spiderman bukanlah Spiderman" dalam premier yang dilakukan di Jepang, beberapa waktu lalu. Terlepas dari segala kabar tentang produksi film tersebut, Spiderman 3 tetap merupakan film yang patut ditonton, jika bukan lantaran ceritanya, tentu saja karena permainan efek khusus yang jauh lebih baik dari dua film sebelumnya.

Tiga Hari Tayang
Spiderman 3 Raup 148 Juta Dollar


Ruangan studio film dalam tiga hari pertama sejak rilis perdananya tanggal 4 Mei tahun lalu, ternyata langsung dipadati penonton. Spiderman 3 berhasil menembus rekor box office dengan pemasukan 148 juta dollar. Rekor ini mampu mengalahkan film Pirates of the Caribbean: Dead Man's Chest yang hanya mendapat pemasukan 135.6 juta dollar pada akhir musim panas tahun 2006 lalu. Hari pertama penayangannya di Amerika Serikat, Film Spiderman 3 langsung meraih 59.3 juta dollar, lebih besar daripada tayang perdananya "Pirates of the Caribbean; Dead Man's Chest" yang hanya meraih 55.8 juta dollar.

Sejak rilis pertama secara internasional mulai Selasa (1/5/07), Spiderman 3 telah mendapat pemasukan sebesar 227 juta dollar untuk pasar luar negeri, yang secara keseluruhan pemasukannya mencapai 375 juta dollar. Berarti, hanya dalam beberapa hari saja, Spiderman 3 meraih keuntungan bersih 117 juta dollar. Padahal ongkos produksi pembuatan Spider-man 3 hanya menghabiskan 258 juta dollar.

Walaupun baru memasuki hari ke tiga, namun film besutan Sam Raimi ini dapat menjadi salah satu film paling lairs pada tahun ini. mengingat sampai hari ini, masih terjadi antrian panjang para penonton di seluruh bioskop, termasuk Indonesia. Demikian di bawah ini sepuluh film yang duduk di box office pada pekan ini.

Box Office Amerika Utara (4-6 Mei 2007)

1. "Spider-Man 3," 148 juta dollar.
2. "Disturbia," 5.7 juta dollar.
3. "Fracture," 3.4 juta dollar.
4. "The Invisible," 3.1 juta dollar.
5. "Next," 2.8 juta dollar.
6. "Lucky You," 2.5 juta dollar.
7. "Meet the Robinsons," 2.46 juta dollar.
8. "Blades of Glory," 2.3 juta dollar.
9. "Hot Fuzz," 2.1 juta dollar.
10. "Are We Done Yet?", 1.7 juta dollar.


Dibalik Layar Spiderman 3

Sewaktu mengerjakan salah satu film terlaris sepanjang sejarah, Spiderman 3, Grant Curtis, sang produser masih meluangkan waktu untuk menulis buku mengenai pengalamannya. The Spiderman Chronicles, buku setebal 233 halaman terbitan Chronicle Books mengulas tentang detil pembuatan film dan proses pembuatan karakter musuh-musuh Spiderman. Tercatat Spiderman 3 telah menghasilkan 148 juta dollar pada minggu pertama pemutarannya di Amerika Utara, dan 375 juta dollar diseluruh dunia.

Sejak proses pembuatan hingga selesai, Curtis mengatakan bahwa ia bekerja sepanjang malam untuk mendokumentasikan setiap proses sebaik mungkin agar dapat menyajikan detil yang unik, termasuk rencana untuk menampilkan karakter Adrian Toomes atau The Vulture, salah satu musuh Spiderman dalam komik Marvel, bersama dengan Sandman (Thomas Haden Church). The Vulture juga sempat akan ditampilkan sebagai karakter pendukung Venom (Topher Grace) dengan alasan plot, tetapi hal tersebut batal sebelum para seniman membuat sketsa karakter tersebut.

Ide awal pembuatan buku ini sebenarnya berasal dari Sam Raimy, sutradara, sewaktu bersama dengan Curtis mengisi artikel rutin untuk penggemar di portal film. Yang menarik, diantara isi dari buku tersebut adalah sketsa awal yang menampilkan gambar The Vulture dan Sandman diatas gedung. Sepertinya anggota tim menyukai Vulture, jadi akankah penjahat komik ini tampil di Spiderman 4?, "saya tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut," Ungkap Curtis. "Masih banyak penjahat Marvel yang tersisa. Segala kemungkinan bisa saja terjadi."

Yang Seru, Yang Romantis
dan Konyol di Spiderman 3


Judul Film: Spiderman 3
Jenis Film: Fantasy
Pemain:Tobey MCGuire, Kristen Dunst, James Franco, Thomas Haden Church, Topher Grace.
Sutradara: Sam Raimi
Penulis: Alvin Sergant
Poduser: Avi Arad, Stan Lee, Carraciolo JR
Produksi: Columbia Picture
Durasi: 156 min

Tak hanya kalangan orang dewasa, anak-anakpun sepertinya dibikin penasaran dengan hadirnya Spiderman 3. Tentunya hal ini tak lepas dari gencarnya promosi yang dilakukan baik melalui media televisi, cetak, online maupun promosi dalam bentuk souvenir yang saat ini banyak di jual di beberapa mall di antero Indonesia. Kali ini, Spiderman 3 mengisahkan tentang hadirnya sosok alien yang menyerupai laba-laba. Venom atau manusia laba-laba yang berwarna hitam ini sepertinya melengkapi sifat dari alien itu sendiri, ganas, jahat dan pengaruh buruk lainya yang akan merubah sifat siapa saja yang dihinggapi oleh makhluk ini.

Tak hanya Venom, munculnya Sandman dan HobGoblin ternyata memberi nuansa baru dalam film Spiderman 3 kali ini. Meski ada beberapa karakter yang muncul dalam film ini, namun sosok-sosok baru ini ternyata adalah orang-orang lama yang sebenarnya cukup dikenal Spiderman. Sandman misalnya, ia adalah Flint Marko (Thomas Hadden Church), pembunuh paman Ben, pamannya Peter Parker. Ia jadi buronan setelah ia melarikan diri dari penjara,karena ingin menemui anaknya yang sedang sakit parah. Pada saat pelarian itulah Flint Marko terkena radiasi kimia yang membuat tubuhnya berubah jadi pasir. Sementara HobGoblin, tak lain adalah sahabatnya sendiri Harry Osborn (James France) sudah lama Harry ini dendam pada Spiderman, Harry berpikir bahwa kematian ayahnya,

Norman Osborn karena di bunuh oleh Spiderman. Sosok baru yang muncul dan jadi unggulan dalam film ini adalah Venom. Dia sebenarnya alien yang bersimbiosis pada tubuh Spiderman. Awalnya Venom memberi kesenangan tersendiri bagi Spiderman. Sebab venom ini menjadikan kekuatan Spiderman semakin bertambah. Sayangnya Venom tersebut merubah sifat baik Spiderman yang suka menolong menjadi Spiderman yang jahat. Untungnya Spiderman menyadari akan perubahan yang terjadi pada dirinya. Ia berusaha membuang kostum Venom yang sudah terlanjur melekat pada tubuhnya. Meski mengalami kesulitan saat membuang kostum Venom, namun bunyi dentuman lonceng menyelamatkan Spiderman, hingga akhirnya ia bisa melepaskan kostum Venom tersebut.

Sayangnya percikan kostum Venom tersebut nempel ke tubuh Eddie, saingan Petter di tempat kerjanya, yang kebetulan berada tak jauh dari lokasi tersebut. Eddie yang diperankan oleh Topher Grace, memang menyimpan dendam pada Petter, karena Petter dianggap sebagai orang yang telah menghancurkan karirnya. Rasa dendam dan sifat jahat Venom ini ternyata makin membuat Venom jadi tambah bringas dan kejam. Venom mengajak Sandman bergabung untuk melawan Spiderman. Beruntung pada saat kritis tersebut muncul HobGoblin menyelamatkan Spiderman. Rupanya Harry, sahabat Petter ini baru menyadari bahwa kematian ayahnya memang bukan karena Spiderman.

Dan mereka berdua bahu membahu menyelamatkan Mary Jane (Kirsten Dunts) yang telah di sandera oleh Sandman dan Venom. Sam Raimi, sutradara film Spiderman 3 ini memang ingin memuaskan penonton. Ini terlihat dari tayangan awal hingga akhir dipenuhi dengan adegan yang cukup menegangkan, tentunya di bumbuhi dengan beberapa adegan romantis yang dilakukan Petter Parker dengan Mary Jane. Bahkan adegan konyol yang dilakukan oleh Peter Parker saat ia menggunakan kostum Venom juga memberi humor segar tersendiri pada film hebat ini. Singkatnya, Spiderman 3 memang lebih seru dibandingkan Spiderman 2.(uka suara dinata & dari berbagai sumber)

Baca Selengkapnya...